Bikin Galau, Pasar Saham Cermati Arah Kebijakan The Fed dan BI
Kedua bank sentral tersebut diperkirakan masih akan menahan tingkat suku bunga.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fixed Income and Macro Strategist PT Mega Capital Indonesia Lionel Priyadi mengatakan, pelaku pasar saham masih mencermati arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dan Bank Indonesia (BI).
"Yang ditunggu-tunggu oleh para pelaku pasar adalah rilis dot plot The Fed setelah reakselerasi inflasi di bulan Januari dan Februari," ujar Lionel saat dihubungi di Jakarta, Senin (18/3/2024).
Analis pasar modal ini menyebutkan bahwa pelaku pasar juga menantikan panduan dari BI terkait kapan akan memulai pemangkasan suku bunga acuan yaitu antara kuartal II 2024 atau kuartal III 2024, serta outlook inflasi pada tahun ini.
Lionel memperkirakan The Fed maupun BI masih akan menahan tingkat suku bunga acuannya dalam pertemuan mereka pada Selasa (19/3/2024) dan Rabu (20/3/2024) pekan ini.
“Menurut saya, The Fed maupun BI masih akan menahan kenaikan suku bunga bulan ini,” ujar Lionel.
Senada dengan itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajnawi mengatakan pertemuan The Fed maupun BI pada pekan ini tidak akan terlalu mempengaruhi volatilitas pasar saham Indonesia.
Alasannya, pelaku pasar modal telah memperkirakan bahwa kedua bank sentral tersebut tidak akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan pekan ini.
“Tidak ada dampaknya, karena sudah priced-in oleh pasar tidak akan ada pemangkasan suku bunga maupun kenaikan yakni akan tetap berada di level kini,” ujar Arjun.
Sebagai informasi, The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dan BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari yang sama, yaitu Selasa (19/3/2024) dan Rabu (20/3/2024) pekan ini.
Kedua bank sentral tersebut diperkirakan masih akan menahan tingkat suku bunga acuannya di level masing-masing.