PBSI Minta Atlet tak Terlena Setelah Catatan Apik di All England
PBSI berharap performa puncak hadir di Olimpiade 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Ricky Soebagdja berharap para atlet yang sudah mencatatkan tren positif dan membawa pulang gelar juara dari All England Open 2024 tidak mengendurkan fokus serta komitmennya demi mencapai performa puncak mereka menuju Olimpiade 2024 Paris.
“Ini adalah momen yang sangat baik. Tren yang sangat positif ini harus dipahami oleh para pemain dan para pelatih bagaimana menjaga peak performance-nya ini hingga sampai ke Olimpiade nanti,” kata Ricky, dikutip dari Antara, Rabu (20/3/2024).
Saat ini, Ricky mengatakan pihaknya bersama para atlet dan pelatih telah melakukan evaluasi untuk mempelajari permainan-permainan sendiri dan lawan.
“Komitmen dan fokus terhadap sisa waktu sampai dengan Kejuaraan Asia. Setelah itu berebut seeded dan sampai pada puncaknya di Paris nanti,” ujarnya menambahkan.
Juara All England Open 1995 dan 1996 itu melanjutkan, tim internal PBSI bersama dengan tim ad hoc telah bersinergi dengan baik. Menurutnya, kerja sama dan keterbukaan ini membuat kinerja lebih mudah sehingga para atlet dapat fokus dalam berlatih dan bertanding.
“Tim ad hoc dengan rutin dan teliti me-monitoring dan memetakan permasalahan-permasalahan yang ada. Lalu bersama-sama dengan diskusi melakukan perbaikan,” kata Ricky.
“Tidak mudah dengan waktu yang sangat singkat, kerja keras ini semoga di Olimpiade nanti betul-betul menunjukkan yang sesuai dengan harapan kita semua, bulu tangkis Indonesia menjaga tradisi medali emas,” imbuh dia.
Peraih medali emas Olimpiade 1996 Atlanta itu pun tak lupa memberikan apresiasi yang tinggi kepada para juara dan finalis All England Open 2024, yakni Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Aridianto.
“Sekali lagi saya mengapresiasi pencapaian ganda putra yang berhasil mempertahankan gelar, tiga tahun sudah gelar ganda putra All England selalu jadi milik Indonesia,” kata Ricky.
“Juga kepada tunggal putra yang mencetak sejarah 30 tahun lalu. All Indonesian finals antara Hariyanto Arbi melawan Ardi B. Wiranata tahun 1994, diulangi Jonatan dan Ginting tahun ini. Suatu prestasi yang sangat baik apalagi setelah tahun 1994 itu, tunggal putra belum lagi memiliki juara All England,” ujarnya menambahkan.
Ia juga memberikan apresiasi yang tinggi untuk pelatih yang sudah berjuang sama kerasnya bersama para atlet. “Baik atlet dan pelatih telah menunjukkan determinasi yang tinggi, kemauan untuk menang dan semangat berjuang yang luar biasa,” katanya.
Ricky menilai, hasil itu tak lepas dari evaluasi yang langsung dilakukan setelah French Open 2024 berakhir pada pekan sebelumnya. Ia bersama Kepala Pelatih PBSI Rionny Mainaky saat itu mengumpulkan atlet dan pelatih secara terpisah.
“Saya menyampaikan dan menekankan bahwa mereka adalah pejuang maka semangat di lapangan harus betul-betul diperlihatkan. Apa pun hasilnya kalau kita sudah maksimal di lapangan, tidak ada yang harus disesali,” jelas Ricky.
“Semoga prestasi di dua sektor ini bisa dipertahankan, tunggal putra dan ganda putra. Dan memantik motivasi untuk sektor lainnya agar bisa lebih baik lagi,” ujar dia.