Ini Saran Psikolog Forensik untuk Polisi Dalami Motif di Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek
MAS mengaku mendapatkan bisikan sebelum melakukan pembunuhan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Forensik Reza Indragiri menyoroti perkara anak membunuh ayah kandung dan nenek di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Reza meyakini ada lima hal yang perlu digali guna membongkar motif pelaku berinisial MAS yang masih 14 tahun.
Pertama, Reza mendorong agar mencari tahu kondisi mental tertentu yang dimiliki MAS. Apalagi kalau ada kondisi khusus yang sifatnya bawaan.
"Sekaligus adakah kemungkinan bahwa yang bersangkutan menyalahgunakan zat-zat terlarang, baik itu narkotika, psikotropika, maupun zat adiktif lainnya," kata Reza saat dikonfirmasi Republika pada Senin (2/12/2024).
Kedua, Reza meminta dicari tahu soal fantasi kekerasan yang ada pada diri MAS. Caranya dengan menelusuri informasi yang dikonsumsi MAS.
“Bicara tentang fantasi kekerasan, berarti relevan bagi kita untuk mencoba mengidentifikasi apa saja yang dia baca, situs apa saja yang dia kunjungi, film seperti apa saja yang dia saksikan, mimpi-mimpinya seperti apa," ujar Reza.
Reza meyakini penelusuran ini akan berbuah hasil pada cara MAS mengekspresikan diri. "Ini akan membantu memahami tentang bagaimana anak ini mengekspresikan atau membangun fantasi-fantasi tentang kekerasan," ujar Reza.
Ketiga, Reza menganjurkan menganalisa pola pengekspresian amarah pada MAS sekaligus bagaimana cara mengekspresikan amarah. Hal ini guna mengetahui perbedaan MAS dengan anak-anak lain.
"Apakah (ekspresinya) ada perbedaan dengan anak lain?" ujar Reza.
Keempat, Reza mengusulkan agar mengecek stabilitas MAS di lingkungan pendidikannya. Hal tersebut guna mengetahui masalah yang dialami MAS di sekolah seperti soal pelajaran, hubungan dengan guru, dan temannya.
"Apakah dia pernah di-DO, pernah tidak naik kelas, mengalami kesulitan belajar, dan seterusnya," ujar Reza.
Terakhir, Reza mendorong mencari tahu mengenai relasi sosialnya. Ini mencakup hubungan MAS dengan teman sebaya, teman sekolah, tetangga, dan keluarganya.
"Penelaahan terhadap kelima hal itu tadi, diharapkan dapat menyimpulkan faktor yang paling dominan yang melatarbelakangi perilaku nakal atau jahat dalam anak tersebut," ujar Reza.
Diketahui, MAS sudah diringkus oleh petugas keamanan perumahan dan diserahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan. Dalam penyisiran tempat kejadian perkara (TKP) polisi menemukan pisau dapur dengan gagang kayu sebagai barang bukti.
Dalam aksi kejinya, MAS menghabisi nyawa ayah bernama Argadipa (40 tahun) dan neneknya Ruth Megawati (69 tahun). Sedangkan Ibu pelaku atas nama Mitha (40 tahun) terluka dalam kejadian itu dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Kejadian ini terungkap ketika petugas keamanan memperoleh informasi ada pembacokan di rumah Blok B6 Nomor 12. Petugas lalu mengecek lokasi mendapati Mitha bersimbah darah.
Polisi masih belum dapat menyimpulkan motif remaja berinisial MAS (14 Tahun) membunuh ayah dan neneknya memakai pisau dapur di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/11/2024) dini hari. Dalam kejadian itu, ibunya nyaris tewas dan kini menjalani perawatan.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung masih mendalami motif MAS membunuh keluarganya. Sebab hal ini menurutnya tak bisa diputus dalam waktu singkat.
"Motif masih didalami. Orang bisa berasumsi mungkin ini tekanan, atau relasi nggak baik sama keluarga atau bagaimana. cuma kalau secara resmi (hasil pemeriksaa tersangka) belum," kata Gogo kepada wartawan, Ahad (1/12/2024).
Sebelumnya, Gogo mengungkapkan bahwa, MAS mengakui mendapatkan bisikan-bisikan yang meresahkan. "Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia, meresahkan dia, seperti itu," kata Gogo.
Gogo menyebut, pihaknya masih belum bisa memastikan apa motif remaja MAS (14) ini bisa melakukan perbuatan tersebut karena proses penggalian keterangan dari yang bersangkutan masih berlangsung. Selain itu, Gogo juga belum bisa memastikan apakah ada dendam dibalik motif pembunuhan tersebut. Menurut Gogo, hal ini masih terlalu awal untuk menyimpulkan terkait motif.