Hindu dan Muslim Berbuka Bersama di India, Upaya Wujudkan Kesatuan Sosial

Hubungan antara Hindu dan Muslim di India kurang harmonis

AP Photo/Manish Swarup
Ilustrasi suasana Ramadhan di India. Hubungan antara Hindu dan Muslim di India kurang harmonis
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Inisiatif buka puasa bersama antara Muslim dan Hindu di Benggala Barat selama Ramadhan, adalah untuk menyatukan dan memulihkan kohesi sosial dan membangun rasa saling percaya kembali yang telah terkikispolarisasi komunal di sepanjang garis agama.

Baca Juga


Muslim merupakan hampir sepertiga dari 100 juta populasi negara bagian dan telah hadir di wilayah tersebut sejak abad ke-13, memberikan kontribusi signifikan terhadap identitas, sastra, dan budaya sosial-linguistik Bengali.

Kesultanan Bengal memainkan peran dominan di sebagian besar anak benua timur antara abad ke-14 dan ke-16, dan di bawah pemerintahan Mughal sampai awal 1800-an wilayah ini menjadi diakui secara global untuk industri tekstil dan pembuatan kapalnya.

Namun, selama dekade terakhir, pentingnya sejarah dan warisan Muslim di negara bagian dan di seluruh India telah dirusak, disertai dengan ketegangan dan kerusuhan yang dipicu kebijakan mayoritas dari Partai Bharatiya Janata sayap kanan Hindu, yang naik ke tampuk kekuasaan pada 2014.

Pada 2017, insiden kekerasan komunal antara umat Hindu dan minoritas Muslim mulai muncul juga di Benggala Barat. Saat itulah sekelompok Muslim dan Hindu memulai inisiatif Know Your Neighbor untuk mempromosikan kohesi sosial di Bengal.

Asisten profesor di Universitas Aliah di Kolkata dan co-convener KYN, Mohammad Reyaz, mengatakan polarisasi agama yang berkembang dan prasangka terhadap Muslim adalah alasan utama mereka berkumpul untuk mengatasinya.

"Dalam konteks polarisasi komunal yang meningkat, inisiatif ini penting," katanya dilansir dari Arab News, Ahad (24/4/2024).

“Saya merasa, sebagai warga negara, bahwa saya harus melakukan sesuatu untuk membawa pemahaman antara umat Hindu dan Muslim. Saya bergabung sebagai sukarelawan,” sambungnya.

Anggota KYN telah mengkurasi pertemuan, diskusi, dan jalan-jalan warisan yang membantu umat Hindu dan Muslim bertemu satu sama lain. Selama bulan Ramadhan, buka puasa antaragama reguler menjadi pusat program mereka.

"'Dosti ki iftari adalah isyarat dan inisiatif di mana Ramadhan menjadi platform di mana semua berkumpul untuk menegaskan kebersamaan mereka," kata Reyaz. 

Ramadhan menjadi...

 

Ramadhan menjadi kesempatan untuk menegaskan tradisi pluralistik India. Arti dari kata "dosti" sendiri adalah tentang kepercayaan dan kekerabatan, kata Espita Halder, seorang profesor sastra di Universitas Jadavpur Kolkata yang telah menjadi sukarelawan KYN sejak didirikan.

“Saya pikir itulah yang kami butuhkan sekarang; untuk menciptakan kekerabatan dengan tetangga kita. Tanpa perasaan kekerabatan ini, gagasan India akan berantakan,” katanya kepada Arab News.

"Selama 'dosti ki iftari,' orang-orang dari berbagai bagian masyarakat datang dan menghabiskan waktu bersama, itu adalah perlawanan dari bawah melawan politik yang memecah belah,” ucap Halder.

Berbuka puasa KYN biasanya pertemuan sekitar 100 orang, yang sebagian besar adalah non-Muslim.

"Mereka berasal dari perguruan tinggi dan institut yang berbeda, sehingga mereka membawa pesan dan menyebarkan pesan cinta, koeksistensi damai, multikulturalisme interaktif," kata Sabir Ahamed, peneliti dan rekan di Institut Pratichi, yang juga merupakan penyelenggara utama KYN.

“Kami mengundang tamu kami, berbuka puasa bersama, dan memberikan pesan bahwa untuk mengurangi perbedaan, untuk mengurangi intoleransi, kami perlu lebih banyak berinteraksi. Itulah tujuan utama dari ini.”

Ini juga merupakan platform untuk mengatasi ketakutan orang lain. “Dalam hidup, tidak ada yang perlu ditakuti. Itu perlu dipahami. Islamofobia dan semua itu tumbuh karena orang dibuat takut pada agama lain, takut pada komunitas lain. Begitu mereka mendapatkan eksposur, ketakutan ini hilang,” kata Madhuri Katti, pendidik dan penulis.

Baca juga: Dulu Berpikir Islam Sarang Teroris Juga Biang Poligami, Armina Kini Bersyahadat dan Mualaf 

“Kami mendapatkan orang-orang baik datang dan berbagi cerita merekax Hubungan emosional antar komunitas sangat penting. Kalau tidak, empati tidak datang,” kata dia menambahkan.  

 

Sumber: arabnews

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler