Bahaya Kesehatan Mengancam Warga Gaza yang Bertahan Hidup dengan Makan Rumput
Rumput terdiri dari protein yang sulit diurai oleh sistem pencernaan manusia.
REPUBLIKA.CO.ID,Selama berbulan-bulan, organisasi bantuan telah memperingatkan tentang bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Kurangnya bantuan ditambah dengan pengepungan Israel di Gaza dan pemboman tanpa henti, yang telah berlangsung selama lebih dari lima bulan, telah memaksa banyak warga Palestina untuk memakan rumput dan rumput liar.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengatakan bahwa kelaparan diperkirakan akan terjadi di Gaza utara antara bulan Maret dan Mei. “Kelaparan diperkirakan terjadi kapan saja antara sekarang dan Mei 2024 di wilayah utara,” kata Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, mengutip analisis baru dari Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) di Gaza, dikutip dari Middle East Eye, Selasa (26/3/2024)
Menurut laporan IPC, seluruh penduduk Gaza, yang diperkirakan berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa, kini mengalami kerawanan pangan “akut”. Sementara separuh penduduknya menderita kerawanan pangan yang lebih parah dan diklasifikasikan sebagai “bencana”.
Pekan lalu, gambar sebuah keluarga Palestina di Gaza duduk untuk berbuka puasa dengan rumput yang ditumbuk dalam mangkuk untuk makan mereka beredar dengan cepat di dunia maya. Gambaran tersebut telah memicu banyak pertanyaan mengenai apakah rumput aman dikonsumsi, dan apakah rumput memiliki nilai gizi.
Sebuah keluarga di Gaza mengatakan kepada koresponden Middle East Eye di lapangan, bahwa mereka terpaksa memetik rumput dan memasaknya di tengah kurangnya makanan atau bantuan kemanusiaan. “Kami berbohong kepada anak-anak kami dan mengatakan kepada mereka bahwa itu mulukheya,” kata mereka. Mulukheya adalah sup rami mallow yang biasanya dimakan di Timur Tengah.
Jurnalis Al Jazirah, Anas al-Sharif membenarkan laporan keluarga yang memakan rumput, dengan mengatakan bahwa rumput tersebut dicampur dengan lemon dan “bahkan ada beberapa keluarga yang tidak memakannya”.
Apakah Rumput Aman Dikonsumsi?
Meskipun rumput secara teknis dapat dimakan manusia dan tidak beracun, rumput bukanlah yang terbaik bagi manusia, terutama jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Rumput terdiri dari air dan lignin, protein yang sulit diuraikan oleh sistem pencernaan manusia.
Bagi hewan seperti sapi, makan rumput tidak menjadi masalah karena perutnya dapat membantu pencernaan dan mengakses pati dan selulosa yang terdapat pada rumput. Namun bagi manusia, tingginya kandungan selulosa berarti nilai gizinya kecil.
Apalagi, jika dibandingkan dengan makanan lain yang kaya nutrisi, vitamin, dan mineral. Makan rumput juga bisa berbahaya bagi gigi.
Rumput mengandung persentase silika yang tinggi, yang dapat bersifat abrasif dan merusak gigi seiring berjalannya waktu. Meskipun hewan memiliki gigi yang mampu beradaptasi untuk memakannya, manusia tidak.
Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, silika, bahan utama banyak batuan, akan mengikis enamel, lapisan pelindung gigi. Rumput juga berbahaya untuk dikonsumsi karena kotoran dan pestisida yang digunakan di dalamnya, yang lama kelamaan dapat menyebabkan kanker dan cacat lahir.
Karena tubuh manusia kesulitan memecah rumput di usus jika dikonsumsi dalam jumlah besar, hal ini dapat menyebabkan muntah atau diare, atau setidaknya rumput tersebut akan keluar tanpa tercerna, yang berarti rumput tersebut hanya memberikan sedikit nutrisi bagi tubuh.
Rekaman video dari Gaza yang beredar secara daring menunjukkan, anak-anak kecil memetik rumput dari jalanan. Seorang ibu melaporkan bahwa anak-anaknya “lemah” dan “selalu menderita diare, wajah mereka kuning,” setelah dipaksa minum air yang tercemar dan makan rumput.