Pasca-Keputusan Genjatan Senjata PBB, MUI Harap Israel Perluas Akses Bantuan Kemanusiaan

Israel harus bertanggung jawab terhadap warga tewas di Gaza.

Istimewa
Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim
Rep: Rahmat Fajar Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim berharap pemerintah Israel semakin lemah setelah kehilangan dukungan Amerika Serikat dalam voting resolusi genjatan senjata di Gaza di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. AS abstain dalam voting tersebut.

Baca Juga


Prof Sudarnoto menilai sikap AS di DK PBB karena mereka tidak ingin kehilangan kepercayaan dan dukungan dunia internasional. Dengan sikap AS di DK PBB tersebut, Prof Sudarnoto menilai Israel akan kian tersudut.

"Nanti kita lihat populariras Netanyahu semakin kehilangan kepercayaan. Saya melihat kehancuran Israel sudah di depan mata. Internasional mendorong memberikan sanksi kepada Israel," ujar Prof Sudarnoto kepada republika.co.id, Selasa (26/3/2024).

Namun sejatinya Prof Sudarnoto tidak puas dengan poin dalam keputusan DK PBB tersebut. Karena dalam resolusi tersebut tidak disebutkan Hamas sebagai teroris. Sementara AS dan Israel memandang Israel sebagai teroris.

Prof Sudarnoto juga memberikan catatan pasca resolusi tersebut. Ia berharap Israel mematuhi keputusan resolusi tersebut. Sebab mereka tampak tak tidak mengindahkan keputusan tersebut dengan tetap melancarkan serangan ke Gaza pasca resolusi DK PBB.

Keputusan AS abstain dalam voting di DK PBB terkait perang Israel dengan Hamas di Palestina di luar dugaan dunia internasional. Menurut Prof Sudarnoto, sikap AS sangat mengecewakan pihak Israel sebagai mitra strategis selama ini. Tetapi AS sejatinya berada pada posisi dilematis.

Pasalnya, AS tak ingin kepercayaan dunia internasional kian turun terutama setelah Israel yang terus melancarkan serangan brutal ke jalur Gaza. Namun di sisi lain, AS juga khawatir kehilangan mitra strategisnya yakni Israel.

"Dan tentu AS tak mau kehilangan momentum di mata internasional baik moral dan konteks lain. Ini dampak luas politik keamanaan implikasi ke kemanusiaan dan ekonomi. Kalau AS terus memberikan dukungan maka AS akan mengalami situasi berat baik internal maupun internasiomal," kata Prof Sudarnoto. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler