Tiga Anggota Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel

Tembakan roket memicu suara sirine peringatan di seluruh penjuru utara Israel.

AP
Hizbullah mengatakan tiga pejuangnya tewas dalam serangan udara Israel di dekat dua kota di timur laut Lebanon. (ilustrasi)
Rep: Lintar Satria Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Hizbullah mengatakan tiga pejuangnya tewas dalam serangan udara Israel di dekat dua kota di timur laut Lebanon. Serangan yang diumumkan di aplikasi kirim-pesan Telegram Rabu (27/3/2024) ini, merupakan pengeboman Israel paling jauh dari perbatasan Lebanon-Israel.  

Israel mengkonfirmasi serangan dekat Ras Baabelk dan Hermel. Israel mengatakan pesawat mereka mengincar sejumlah lokasi militer yang digunakan Hizbullah dalam merespon serangan roket ke salah satu pangkalannya di perbatasan Lebanon.

Tembakan roket memicu suara sirine peringatan di seluruh penjuru utara Israel, Selasa (26/3/2024) kemarin dilansir laman Reuters. Hizbullah mengatakan mereka mengincar barak Israel di daerah pendudukan Dataran Golan, tepat di sebelah timur Israel utara, dengan 50 roket Katyusha sebagai tanggapan atas serangan Israel di Lembah Bekaa.

Sejak Oktober lalu Hizbullah dan Israel baku tembak di perbatasan. Bentrok yang dimulai sejak serangan mendadak Hamas ini menjadi kekerasan lintas batas terburuk sejak perang satu bulan pada tahun 2006.

Sebagian besar baku tembak terjadi di sebidang tanah yang berada di kedua sisi perbatasan. Namun baru-baru ini tembakan meluas, Israel menyerang Lembah Bekaa dan lebih jauh lagi ke utara.

Dalam laporannya pekan lalu lembaga think-tank CSIS mengatakan  Intelijen Israel menilai pejuang Hizbullah hampir menyeberangi perbatasan ke Israel utara sebagai bagian dari serangan multi-cabang.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengerahkan pesawat-pesawat tempur yang menunggu perintah untuk menyerang target-target di Lebanon. Pada 11 Oktober 2023 sekitar pukul 06.30 pagi para pejabat Israel tampaknya memberitahu Gedung Putih, mereka mempertimbangkan serangan pencegahan dan meminta dukungan AS. Namun, para pejabat senior AS, termasuk Presiden Joe Biden, menolaknya.

Menurut wawancara CSIS dengan para pejabat AS, mereka khawatir serangan Israel di Lebanon tidak perlu sebab dapat memicu perang regional dan skeptis terhadap intelijen Israel yang yakin Hizbullah akan menggelar serangan ke Israel. 

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler