IFG Life Ditarget Jadi Asuransi Jiwa Terbesar Lewat Akuisisi Mandiri Inhealth
IFG akan mengakuisisi 100 persen atau 70 persen dari portofolio Mandiri Inhealth.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN asuransi, penjaminan dan investasi, Indonesia Financial Group (IFG) memperluas bisnis IFG Life agar dapat menjadi perusahaan asuransi jiwa terbesar, salah satunya dengan mengakuisisi Mandiri Inhealth.
“Masih proses ya (akuisisi Mandiri Inhealth) itu kan untuk penguatan ya karena diharapkan IFG Life kan menjadi perusahaan asuransi life (jiwa) terbesar, jadi itu salah satu untuk perluasan bisnisnya IFG Life,” ujar Sekretaris Perusahaan IFG Oktarina Dwidya Sistha saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (29/3/2024).
Namun, ia menyampaikan bahwa pihaknya belum dapat memberikan informasi lebih lanjut apakah IFG akan mengakuisisi 100 persen atau hanya 70 persen dari portofolio Mandiri Inhealth.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa selain memperkuat IFG Life, pihaknya juga akan meningkatkan bisnis dua anak usaha IFG lainnya, yaitu Askrindo dan Jamkrindo. Rencananya IFG akan menggunakan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3 triliun untuk penguatan kedua anak perusahaan tersebut.
IFG beserta anak usahanya juga menjalankan berbagai transformasi, inisiatif, dan inovasi lainnya seperti pengembangan skema baru virtual joint venture, optimalisasi bisnis nonpenugasan, penguatan manajemen risiko, serta mendukung ekosistem kendaraan listrik dengan menyediakan EV charging.
Menurutnya, berbagai upaya peningkatan bisnis tersebut bertujuan untuk menjadikan IFG sebagai pemimpin pasar atau market leader dalam Industri Keuangan Non Bank (IKNB) nasional.
“Sebagai konglomerasi keuangan di IKNB dengan 16 anggota holding, kami optimis dapat terus berkontribusi menjalankan transformasi serta kemajuan dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat Indonesia dan menjadi market leader di IKNB, khususnya bidang asuransi, penjaminan dan investasi di Indonesia,” kata Oktarina.
Ia menuturkan bahwa IFG juga bertekad untuk menjadi market leader dalam bisnis asuransi non-jiwa (non-life), asuransi umum, serta pengelolaan aset (asset management).
Untuk itu, ia menyatakan bahwa kini IFG berfokus pada penguatan pencadangan, perbaikan model dan proses bisnis di anggota holding, penerapan penjaminan terpusat, penguatan dan implementasi budaya dan manajemen risiko (risk culture and management), serta optimalisasi sumber daya manusia dan teknologi.
“Tujuan IFG berdiri adalah untuk menciptakan sinergi yang positif di antara grupnya. Jadi diharapkan dengan terciptanya sinergi tersebut, IFG bisa menjadi salah satu faktor utama terciptanya IKNB di Indonesia yang sehat dan berkelanjutan,” ucap Oktarina.