Yahudi Israel Percaya Ritual Sapi Merah Tandai Kedatangan Mesias

Sumber menyebutkan ritual sapi merah agar Yahudi Israel bisa masuk Masjid Al Aqsa.

MEE/Daniel Hilton
Orang Yahudi menonton sapi merah yang ditempatkan di Shilo, sebuah permukiman ilegal Israel di dekat kota Nablus, Palestina.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Di puncak bukit di Tepi Barat (wilayah Palestina) yang dijajah Israel, lima ekor sapi Angus Merah mengunyah jerami dengan suram. Di sekitar mereka, sekelompok orang Israel menonton penuh antisipasi.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, sapi-sapi ini bisa menjadi pertanda akhir dunia berdasarkan tradisi Yahudi. Menurut tradisi Yahudi, abu sapi betina yang berwarna merah sempurna diperlukan untuk ritual penyucian yang memungkinkan dibangunnya Kuil Ketiga di Yerusalem, Palestina. Tepatnya di dataran tinggi Kota Tua Yerusalem yang dikenal sebagai Temple Mount, tempat Masjid Al-Aqsa.

Kuil itu, kata kelompok Yahudi radikal, harus dibangun di dataran tinggi di Kota Tua Yerusalem yang dikenal sebagai Temple Mount, tempat Masjid Al-Aqsa dan tempat suci Kubah Batu berdiri saat ini. Beberapa orang percaya ini akan menandai kedatangan Mesias (pemimpin yang diutus Tuhan).

Pada Rabu, puluhan warga Israel berkumpul di sebuah konferensi di pinggiran Shilo, sebuah permukiman ilegal Israel di dekat kota Nablus, Palestina. Mereka berkumpul untuk membahas pentingnya agama dan pentingnya ritual pengorbanan sapi merah dan untuk melihat sekilas sapi juga.

“Ini adalah momen baru dalam sejarah Yahudi,” kata Chaim, seorang pemukim Israel berusia 38 tahun, kepada Middle East Eye saat dia bersiap mengambil tempat duduknya, dilansir dari laman Middle East Eye, Kamis pekan lalu.

Baca Juga


Selama bertahun-tahun, anggota komunitas...

Selama bertahun-tahun, anggota komunitas Kuil Ketiga, yang dipimpin oleh Temple Institute yang berbasis di Yerusalem telah mencari sapi betina merah yang cocok dengan deskripsi yang digunakan untuk penyucian dalam Taurat. Temple Institute adalah komunitas yang menyelenggarakan konferensi tersebut.

Sapi yang sempurna tidak boleh mempunyai satu cacat pun, tidak boleh ada bulu putih atau hitam. Sapi-sapi merah itu tidak boleh pernah ditempatkan di bawah kuk atau dipekerjakan.

“Sapi-sapi ini dibawa jauh-jauh dari Texas dan dipelihara dalam kondisi khusus untuk menjaga kemurniannya,” kata Yahuda Singer, pria berusia 71 tahun dari permukiman Mitzpe Yericho dan penerjemah pamflet tentang sapi dara merah.

“Sapi-sapi itu bahkan tidak bisa disandarkan pada siapa pun. Kalian bisa membuat mereka (sapi) menjadi najis hanya dengan mengenakan jaket di punggung mereka,” kata istri Singer, Edna yang berusia 69 tahun.

Di sisi lain, Hamas sebagai pihak yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina yang sedang dijajah Israel prihatin dengan tujuan ritual sapi merah itu.

Sumber-sumber lain menyebutkan ritual...

Sumber-sumber lain menyebutkan ritual pengorbanan sapi merah itu agar orang Yahudi Israel bisa memasuki kawasan Masjid Al-Aqsa. Sebab, sebelumnya orang Yahudi Israel dilarang memasuki Masjid Al-Aqsa oleh Rabbi Agung Israel, kecuali setelah penyucian lewat ritual pengorbanan sapi merah.

Sejak Israel menjajah Yerusalem Timur pada 1967, pemerintah Israel telah mempertahankan pembatasan ketat pada era Ottoman atas ibadah dan kehadiran orang Yahudi di halaman Masjid Al-Aqsa.

Masuk ke Al-Aqsa juga dilarang oleh Kepala Rabbi Yerusalem sejak 1921. Sebuah dekrit menyatakan orang Yahudi dilarang memasuki situs tersebut kecuali “secara ritual bersih" yang tidak mungkin dilakukan tanpa abu sapi merah.

Namun, seiring dengan pergeseran politik dan masyarakat Israel ke arah agama kanan, sejumlah warga Yahudi Israel yang hampir selalu merupakan pemukim diperbolehkan mengunjungi situs Masjid Al-Aqsa tersebut secara teratur di bawah penjagaan bersenjata.

Pada November tahun lalu, sumber senior Palestina yang berhubungan dengan kepemimpinan Hamas mengatakan kepada Middle East Eye mereka memantau dengan cermat upaya mengamankan kehadiran permanen orang Yahudi di Masjid Al-Aqsa.

“(Proses) yang tersisa hanyalah penyembelihan sapi betina merah yang mereka impor dari Amerika. Jika mereka melakukan itu, itu adalah sinyal untuk membangun kembali Kuil Ketiga,” kata sumber tersebut.

Sumber: Middle East Eye

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler