Misteri Lembah Aqiq, Tempat Spesial Nabi Muhammad di Madinah
Nabi Muhammad kerap singgah di Lembah Aqiq.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wadi Al-Aqiq adalah sebuah lembah yang dianggap sebagai sumber keberkahan, memiliki hubungan yang sangat erat dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW. Terletak di jalur orang-orang dahulu bepergian dan melakukan perdagangan , lembah ini memiliki makna mendalam dalam sejarah Islam, karena kisah-kisah yang terjadi di dalamnya memberikan pelajaran penting bagi umat Muslim tentang keteguhan hati, kekuatan iman, dan keajaiban rahmat Allah.
Wadi Aqiq berasal dari daerah al-Aqiq yang terletak 100 kilometer selatan kota Madinah. Wadi ini mengarah ke Madinah sekitar 20 kilometer. Sebelum sampai ke Madinah, wadi ini melewati wadi an-Naqi, hingga sampai ke Gunung Ayr, dimana wadi di bagian ini dinamakan sebagai wadi al-Hisa, kemudian ia menuju ke barat Gunung Ayr, dan melewati Dzulhulaifah hingga mencapai ujung Gunung Ayr kemudian berbelok ke arah timur setelah Gunung Ayr ke daerah yang bernama 'Urwah, dinisbatkan ke seorang tabiin yang bernama Urwah bin az-Zubair yang memiliki sebuah istana di daerah tersebut, hingga wadi ini bertemu dengan Wadi Buthhan di dekat daerah al-Qiblatain.
Kemudian wadi ini sedikit menuju ke timur laut, lalu ke utara hingga bertemu dengan wadi Qanat yang berasal dari timur Madinah di daerah Zaghabah yang merupakan titik pertemuan wadi. Pada musim dingin, air mengalir di wadi Aqiq hingga bentuknya menyerupai sungai yang besar, dan pada tahun-tahun yang terdapat banyak hujan maka air akan berada di wadi selama beberapa bulan.
Menurut sejarah Islam, di sekitar Wadi Al-Aqiq banyak dibangun beberapa tempat terutama pada masa Bani Abbasiyah dan Bani Umayyah. Selain itu, terdapat peternakan, kebun buah-buahan, dan rumah-rumah besar di kawasan Wadi Al-Aqiq.
Di sekitar Wadi Al-Aqiq juga terdapat beberapa masjid yang cukup terkenal. Di antaranya Masjid Miqat Dzul Hulaifah yang terletak di sisi barat Wadi Al-Aqiq yang berjarak sekitar 12 kilometer dari Masjid Nabawi.
Kemudian, Masjid Muaras yang merupakan masjid bersejarah kecil berdekatan dengan Masjid Miqat. Menurut sejarah, ketika Nabi Muhammad masih hidup masjid ini dijadikan sebagai tempat bermalam dalam perjalanan kembali ke Makkah.
Terakhir, Jabal Ayr merupakan gunung yang terletak sekitar 7 kilometer dari Masjid Nabawi. Daerah ini juga menampung ahli fikih Urwa bin Al-Zubayr dan Sukainah binti Al-Hussein.
Keseluruhan Wadi Al-Aqiq memiliki panjang sekitar 52 kilometer. Letaknya pada jarak 432,6 kilometer dari Makkah.
Wadi Al-Aqiq disebut sebagai tempat yang bersejarah karena Nabi Muhammad sempat disuruh Jibril untuk melakukan ibadah di Lembah tersebut.
Umar radhiyallahu anhu berkata, yang artinya: “Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam berada di Al-Aqiq, beliau bersabda, “Seseorang (Jibril) datang kepadaku dari Tuhanku malam ini (di mimpiku) dan berkata, ‘Lakukanlah sholat di Lembah Berkah ini.’ (Shahih Al-Bukhari).
Dilansir dari spa.gov.sa, menurut peneliti Yasser Al-Hajj Ily yang berspesialisasi dalam sejarah Madinah, Wadi Al-Aqiq adalah salah satu lembah paling terkenal di wilayah tersebut. Beberapa lembah membawa nama ini di Jazirah Arab, namun yang paling terkenal dan menonjol adalah Aqiq Madinah.
Lihat halaman berikutnya >>>
Di wilayah Wadi Al-Aqiq juga banyak pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang lebat sehingga dikenal dengan air murni yang biasa diangkut ke Damaskus oleh khalifah Bani Umayyah. Oleh karena itu, Wadi Al-Aqiq juga disebut sebagai Ghouta Damaskus.
Wadi Al-Aqiq sempat direhabilitasi dan mengalami pengembangan yang dilakukan sekitar 15 kilometer dari Miqat Dul Hulayfah, selatan Madinah, hingga Al-Jurf di utara. Rehabilitasi ini dilakukan oleh instansi pemerintah bidang pembangunan wilayah Al Madinah dan lainnya.
Tempat yang direhabilitasi di antaranya kawasan di tepi lembah, Istana Urwa, persimpangan Jalan Salam dan Lapangan Universitas Islam, kawasan pertanian di Al-Jurf, serta tempat lainnya yang dibangun ramah lingkungan untuk menambah keindahan kota.
Di sisi lain, dalam sejarah Islam juga disebutkan bahwa Wadi Al-Aqiq sempat dijadikan tempat tinggal oleh sahabat Nabi, yaitu Abu Hurairah dan Said bin Al-Aas yang kemudian ketika meninggal dimakamkan di Madinah.