Tak Ingin Kisahnya Menimpa Atlet Lain, Putri Sekartaji: Edukasi Aturan Harus Diberikan
Kini Putri menjalani kegiatan dengan penuh semangat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Bulu tangkis dunia (BWF) pada Sabtu (27/3/2024) merilis daftar federasi negara maupun nama pemain yang mendapatkan hukuman tidak boleh mengikuti pertandingan dibawah BWF.
Dalam rilis tersebut ada 12 nama pemain yang mendapat sanksi beragam, delapan diantaranya adalah pemain Indonesia. Dari delapan lain Indonesia diantaranya adalah Putri Sekartaji.
Putri yang memiliki nomor member BWF 99009 mendapat larangan bermain dibawah BWF selama 12 tahun sejak sanksi ditetapkan pada 5 Januari 2021 atau berakhir pada 18 Januari 2032.
Ketika dihubungi Republika.co.id, Putri yang kini lebih banyak melatih secara privat dan mengikuti turnamen tarkam enggan berkomentar banyak mengenai kasus lama itu.
"Saya tidak mau komentar mengenai match fixing, saya juga sudah lupa itu kejadiannya kapan. Menurut saya, kejadian itu uda kami selesaikan di PBsi dan Ini kan kejadian yang sudah lama," ujar Putri.
Putri hanya berharap kejadian yang menimpa dirinya tidak menimpa kepada para pemain yang kini masih aktif, maupun kepada calon pemain bulu tangkis.
"Klub, terutama klub kecil harus memberi edukasi kepada pemainnya, tentang aturan dan kode etik ini. Saya dulu karena ketidaktahuan saya jadi kejadian seperti ini. Dan saya juga sudah klarifikasi di Media Online lainnya"
"Saya sudah menjalin kesepakatan dengan PBSI dimana saya sudah sepakat untuk tidak bermain di turnamen resmi dan sekarang paling main tarkam, memenuhi undangan bermain, atau menjadi pelatih privat," ujarnya.
Diketahui, Putri sendiri sebenarnya merupakan korban dari ketidaktahuannya atas ulah sesama sosok pemain Tanah Air, HT. Ini sebenarnya hukuman atau sanksi yang sudah lama dijatuhkan oleh BWF, tepatnya pada 5 Januari 2021. Sedangkan untuk turnamen nya pun beragam dan lebih lama lagi yakni pada tahun 2017. Para pemain juga sudah menjalani hukuman dengan tidak boleh Bermain di turnamen resmi dibawah BWF sesuai dengan hukumannya.
PP PBSI selaku induk organisasi bulu tangkis Indonesia, tak mau banyak komentar tentang rilis BWF tersebut. Kabid Binpres PP PBSI Ricky Soebagja kepada Republika.co.id saat acara jumpa pers Turnamen bulu tangkis Indonesia Open 2024, Selasa (2/4/2024) di Hotel Mulia Senayan tak mau panjang lebar mengomentari.
"Itu kasus lama, saya rasa sudah cukup, sudah diselesaikan, pemain yang terkena sanksi juga sudah menjalani hukuman," ujar Ricky yang fokus mempertahankan media emas Olimpiade 2024 Paris.
"Semoga tidak ada kejadian lagi, semua pemain harus benar-benar berjiwa sportif, karena dalam olahraga rohnya adalah sportivitas," ujar Ricky.