Dapat Hukuman Kejam dari BWF, Agrippina Terharu Masih Dicintai di Indonesia

Nama Agrippina harum di seantaro nasional.

Dokumen Pribadi
Pemain bulu tangkis Agripinna Prima.
Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebulu tangkis Indonesia Agrippina Prima Rahmanto mengaku tak bisa jauh dari dunia bulu tangkis meskipun ia terkena sanksi larangan terlibat di berbagai kegiatan bulu tangkis oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Ia dijatuhi sanksi hingga tahun 2026 karena terbukti melakukan pelanggaran pada peraturan integritas BWF terkait pengaturan pertandingan (match fixing).

Baca Juga


Agri mengaku punya kecintaan yang besar terhadap olahraga tepok bulu tersebut. Sehingga dalam masa-masa pelarangan dari BWF pun, ia masih berkegiatan di dunia bulu tangkis meski hanya di level lokal atau tarkam (antar kampung). Putra dari pebulu tangkis Sigit Pamungkas itu tidak mau diam terpuruk setelah dijatuhi sanksi oleh BWF. 

"Kalau untuk bangkit sih sebenarnya berhubung saya terlalu cinta banget sama bulu tangkis, karena saya dari kecil, keluarga juga dari bulu tangkis, papah pelatih, ibu juga bekas mantan pelatnas juga saya hidup dari bulu tangkis. Sampai sekarang pun saya masih berkarier di dalam bulu tangkis, masih bermain di nasional yang saya main Tarkam itu," kata Agri di Jakarta, belum lama ini. 

Agri mengklarifikasi bahwa dirinya terseret kasus match fixing karena dianggap tidak melaporkan adanya pelanggaran tersebut. Sementara ia sendiri mengaku menolak ajakan untuk mengalah dalam sebuah pertandingan di Vietnam Open 2017 silam. Penolakan itu didasari dengan kesadaran bahwa ia hidup dari bulu tangkis dan tak mau melakukan hal kotor seperti itu.

Sebab itu, tanpa harus merasa malu atau bersalah, ia pun segera bangkit dengan tetap bergelut di dunia tepok bulu. Saat ini pun ia menjadi primadona bahkan mendapat julukan raja Tarkam. "Ya karena sering juara aja di Tarkam. Jadi ya, saya cuma bisa bilang saya masih bisa bermain karena saya terlalu cintanya dengan bulu tangkis," kata dia.

Dengan namanya yang tercoreng akibat kasus tersebut, ia mengaku masih mendapatkan support dari orang-orang terdekatnya, yang yakin bahwa seorang Agri tak melakukan dosa tersebut. Satu-satunya kesalahan Agri adalah tidak melaporkan pelanggaran tersebut kepada BWF, sehingga saat dalang yang mengatur skor tertangkap, namanya ikut terseret.

"Ketika saya bermain di nasional (lokal) ternyata masih banyak yang support saya. Ketika saya main, masih banyak yang mengenali saya. Masih banyak yang suka dengan cara permainan saya," ujarnya. 

Di berbagai daerah, namanya kerap dielukan ketika bermain. Sering aksi-aksinya kerap mengundang decak kagum para Badminton Lovers atau BL Indonesia, terutama muda-mudi. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler