BMKG Minta Pemudik Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Hingga H+1 Lebaran
Pemudik diminta terus memperbarui informasi terkait cuaca di sepanjang jalur mudik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan terjadinya potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 11 April 2024. Masyarakat yang hendak mudik diharapkan terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal-kanal BMKG yang tersedia untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.
“Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diperakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disekertai kilat petir dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga tanggal 11 April,” ucap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers, Kamis (4/4/2024) malam.
Fenomena-fenomena cuaca yang dia maksud berupa Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin dan Rossby, serta bibit siklon 96S yang baru terdeteksi dini hari tadi. Dia menjelaskan, bibit siklon 96S itu dalam 24 jam ke depan berpotensi sedikit berubah menjadi siklon. Tapi dalam 48 hingga 72 jam ke depan bibit siklon itu berpeluang sedang hingga tinggi menjadi siklon tropis.
Dwikorita menerangkan, bibit siklon 96S yang saat ini masih berada di sekitar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam waktu 24 hingga 48 jam ke depan. Di antaranya berupa hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan NTT.
“Kemudian juga dapat berdampak langsung ataupun tidak langsung berupa terjadinya angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Nah poin ini juga mohon diwaspadai ya, angin kencang ini tadi di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur,” jelas Dwikorita.
Hal lain yang juga perlu diwaspadai akibat bibit siklon tersebut adalah gelombang tinggi berkisar 1,25 hingga 2,5 meter di sekitar Samudera Hindia bagian Selatan NTB dan NTT, di Selat Sumba bagian Barat, lalu di perairan Selatan Pulau Sumba, perairan selatan Kupang hingga Pulau Rote dan di Laut Sawu bagian Selatan.
Dia menjelaskan, semua itu diperparah dengan fenomena cuaca lainnya. Lebih lanjut dia menerangkan, mulai tanggal 4 sampai 7 April wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang, gelombang tinggi, kilat, dan petir itu diprediksi terjadi di Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat.
Itu juga diprediksi terjadi di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Pada 8 April provinsi yang....
Selanjutnya, untuk tanggal 8 hingga tanggal 11 April, provinsi-provinsi yang berpotensi terdampak fenomena cuaca itu terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulan Riau, Jambi, Kepulan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Bengkulu, beberapa kecamatan di Jawa Timur, beberapa kecamatan di Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, beberapa kecamatan di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
“Juga beberapa kecamatan di Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Selatan, Tenggara, juga beberapa kecamatan di Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua,” terang Dwikorita.
Dia juga menjelaskan, kemunculan bibit siklon tropis dan signifikansi dinamika atmosfer di atas dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem yang dapat berdampak pada terjadinya banjir, banjir bandang, longsor, dan bencana hidrometeorologi basah lainnya dan juga gelombang tinggi. Meski begitu, pihaknya meminta masyarakat untuk tidak panik menyikapi informasi tersebut.
“Maksud kami menyampaikan agar masyarakat waspada akan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem serta dampaknya karena kami memandang itu penting saat ini sudah mulai memasuki periode mudik Lebaran. Di mana diperkirakan 193 juta pergerakan masyarakat terjadi,” jelas dia.
Untuk itu, dia meminta para pemudik untuk terus mengecek informasi cuaca di kanal-kanal informasi BMKG yang tersedia, mulai dari media sosial hingga aplikasi resmi. Di mana, di aplikasi tersebut data terperbaharui setiap 15 menit sekali untuk prakiraan cuaca tiga jam ke depan sesuai dengan daerah yang dipilih oleh pengguna.
“Kami mohon sekali lagi, cek informasi cuaca, misalnya di jalur mudik di aplikasi info BMKG di situ ada layar tuliskan jalur mudik Lebaran. Silakan sentuh dengan jari layar tersebut, maka akan terlihat jalur mudik Lebaran,” tutur Dwikorita.