Curhat Erik Ten Hag Setelah MU Tumbang di Markas Chelsea Secara Dramatis dan Menyakitkan

MU sempat memimpin 3-2 hingga injury time.

EPA
Bruno Fernandes dari Manchester United (Kiri) beraksi melawan Conor Gallagher dari Chelsea (kanan) pada pertandingan Liga Premier Inggris antara Chelsea dan Manchester United di London, Inggris, Jumat (5/4/2024). Dini hari WIB.
Rep: Frederikus Bata Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perasaan Erik ten Hag campur aduk setelah Manchester United dikalahkan oleh tuan rumah Chelsea FC dengan skor 3-4 secara dramatis. Kedua tim bertemu dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Stamford Bridge, London, Jumat (5/4/2024) dini hari WIB. 

Baca Juga


Jual beli serangan terlihat sepanjang pertandingan. Kubu tamu sempat tertinggal 0-2 terlebih dahulu. Namun MU bangkit hingga menyamakan kedudukan. Sampai babak pertama berakhir, skor imbang 2-2.

Selepas jeda, United berbalik memimpin 3-2 hingga waktu normal berakhir. Sayangnya, kemenangan the Red Devils lepas dari genggaman. Chelsea mencetak dua gol pada injury time. Pertama pada menit ke-10 dan berikutnya semenit berselang.

"Ini benar-benar sebuah kemunduran, tapi sekarang kami harus menghadapinya, bangkit kembali dan  kami akan melakukannya," kata Ten Hag, dikutip dari laman resmi klubnya.

Jelas ia kecewa terkait hasil akhir. Namun jika melihat detail pertandingan, menurutnya, MU menunjukkan ketangguhan. Mereka bangkit setelah tertinggal dua gol.

Sayangnya, itu belum bisa membuat Setan Merah meraih hasil maksimal. Setan Merah harus menelan pil pahit. 

"Anda melihat hari ini betapa tangguhnya kami. Bagaimana kami kembali dalam permainan, memainkan sepak bola luar biasa pada momen-momen tertentu. Namun sepak bola tentang hasil akhir. Anda harus mewujudkannya seiring berjalannya waktu," ujar Ten Hag.

Man United mengalami kekalahan menyakitkan, jika melihat bagaimana proses laga berjalan. The Red Devils kebobolan dua gol pada menit terakhir oleh bintang muda tuan rumah Cole Palmer. Ia mencetak hattrick pada pertandingan ini.

Ten Hag enggan mempertanyakan durasi injury time. Pada saat yang sama, ia memahami itu subjektivitas wasit karena banyaknya pelanggaran yang terjadi. Situasi ini memberi mereka pelajaran berharga.

"Saya tidak tahu, dari mana mereka memutuskan delapan menit itu (injury time). Saya tidak tahu dari mana asalnya. Tapi pada menit-menit terakhir, kami harus mengelola permainan dengan lebih baik," ujar juru taktik berkebangsaan Belanda ini.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler