Perlindungan dari Vaksin Terpantau Memudar, Cacar Monyet Terus Menyebar
Cacar monyet sempat merebak pada 2022-2023.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak merebaknya wabah cacar monyet (Mpox) merebak pada musim panas 2022, program vaksinasi mulai digalakkan, terutama di Inggris dan wilayah Eropa lainnya. Namun, menurut studi terbaru, kasus Mpox saat ini masih terus menyebar karena proteksi dari vaksin sudah memudar.
"Hasil studi kami mengindikasikan adanya penurunan yang cepat pada antibodi penetral setelah dua dosis (vaksin)," ungkap Dr Klara Sonden dari public Health Agency Swedia, seperti dilansir The Sun pada Jumat (5/4/2024).
Berdasarkan studi, tim peneliti dari Swedia bahkan meyakini bahwa perlindungan dari vaksin terhadap Mpox sudah mencapai angka nol. Oleh karena itu, kasus Mpox masih terus menyebar di wilayah Eropa.
"Temuan ini mendorong diperlukannya pertimbangan mengenai dosis booster (vaksin Mpox). Imunitas perlindungan jangka panjang mungkin membutuhkan sebuah dosis booster sebagai pemeliharaan," kata Dr Sonden.
Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox. Penyakit ini bisa memunculkan gejala berupa lesi melenting, sakit kepala, demam tinggi, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, lelah, dan nyeri sendi.
Pada 2022, wabah Mpox merebak di berbagai belahan dunia. Di Amerika Serikat, misalnya, tercatat ada lebih dari 30.000 kasus Mpox yang ditemukan, sedangkan di Inggris terdapat sekitar 3.500 kasus.
Penularan Mpox pada wabah 2022 paling banyak terjadi pada kelompok laki-laki gay dan biseksual. Wabah ini merenggut nyawa tiga orang di Inggris dan 32 orang di Amerika Serikat.
Tahun lalu, Amerika Serikat menyatakan bahwa Mpox tak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara mereka. Hal ini terjadi karena program vaksinasi yang mereka lakukan berhasil meredam kasus Mpox.
Akan tetapi, data terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa ada 570 kasus Mpox yang terdeteksi di Amerika Serikat tahun ini. Jumlah tersebut dua kali lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama di 2023.
Peningkatan ini diikuti dengan dirilisnya sebuah imbauan dari otoritas kesehatan dari Virginia. Mereka menyatakan bahwa kasus Mpox di wilayah tersebut mulai meningkat, dengan total empat orang pasien yang perlu dirawat di rumah sakit sejak awal 2024.
"Kami rasa penting untuk terus menyuarakan bahwa ada risiko yang masih terus berlanjut dari virus ini. Virus itu masih di sini," ujar Dr Brandy Darby dari Virginia Department of Health.
Hasil Studi
Studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti Swedia ini telah dipresentasikan dalam European Congress of Clinical Microbiology and Infectious Diseases di Barcelona, Spanyol. Studi tersebut menganalisis data dari 100 orang pria yang mengunjungi klinik kesehatan seksual di Stockholm pada 2022.
Para pria ini diminta menjalani empat kali tes darah. Tes darah tersebut dilakukan sebelum mereka mendapatkan dosis pertama vaksin MVA, sebelum mendapatkan dosis kedua vaksin MVA, 28 hari setelah pemberian dosis kedua vaksin MVA, serta tiga bulan setelah pemberian dosis kedua vaksin MVA.
Vaksin MVA merupakan jenis vaksin cacar yang diberikan kepada orang-orang berisiko ketika wabah Mpox merebak pada 2022. Hasil studi menemukan bahwa antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi tampak menurun dalam waktu satu tahun.
Bahkan, antibodi tersebut bisa menurun hingga ke angka nol dalam waktu beberapa bulan setelah vaksinasi. Itu didapati pada orang yang tidak pernah mendapatkan vaksin cacar sebelumnya.