Dibom Hingga Hancur, Bocah Gaza dalam Video ini Malah Baca Ayat Alquran tentang ini...

Bocah Gaza berikut ini asyik melantunkan ayat Alquran dengan suara indah.

Twitter
Bocah Gaza Baca Alquran
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wajah anak Gaza ini seperti tidak menyiratkan kesedihan. Mengenakan kaos lengan panjang berwarna cerah, bercelana panjang dan memakai sepatu, dia duduk dengan santai di atas reruntuhan bangunan yang sudah dibom pasukan Israel.

Di atas reruntuhan dan bukti kebiadaban Israel itu, dia membacakan ayat Alquran berikut ini dengan suara indah.

تَبَارَكَ ٱلَّذِى جَعَلَ فِى ٱلسَّمَآءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَٰجًا وَقَمَرًا مُّنِيرًا

Tabārakallażī ja’ala fis-samā`i burụjaw wa ja’ala fīhā sirājaw wa qamaram munīrā

Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.

وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا

Wa huwallażī ja’alal-laila wan-nahāra khilfatal liman arāda ay yażżakkara au arāda syukụrā

Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.

وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا

Wa ‘ibādur-raḥmānillażīna yamsyụna ‘alal-arḍi haunaw wa iżā khāṭabahumul-jāhilụna qālụ salāmā

Hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

Bocah lelaki itu membacakan Surah Al Furqan ayat 61 hingga 63.

Arti ayat-ayat tersebut

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Kandungan makna ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut, berdasarkan tafsir Kementerian Agama RI

Padahal jika mereka mengetahui kekuasaan Allah di alam seluruh, mereka pasti bersujud kepada-Nya. Mahasuci Allah dan maha banyak kebaikan-Nya kepada makhluk-Nya, yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dalam jumlah milyaran. Semuanya berjalan secara teratur, tak pernah ada benturan antara satu dengan lainnya. Dan dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar. Matahari mempunyai energi panas yang luar biasa besarnya yang terus menyala-Nyala sehingga bisa bersinar dengan kekuatannya sendiri. Sementara bulan bersinar dengan sinar yang lembut dan redup, karena mendapatkan pancaran dari cahaya matahari. Matahari dan bulan memberikan man-faat yang luar biasa kepada manusia. 

Bentuk kekuasaan Allah lainnya adalah bahwa dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti sesuai dengan perputaran bumi mengelilingi matahari. Siang dan malam saling berkejaran. Kejadian alam seluruh ini haruslah menjadi bahan renungan bagi orang yang ingin mengambil pelajaran bahwa semua ciptaan Allah pasti mempunyai hikmah yang besar bagi makhluk-Nya, atau bagi yang ingin bersyukur dengan hati, lisan dan anggota badannya untuk mencari rida Allah.

Jika pada ayat-ayat yang lalu disebutkan sifat-sifat orang kafir yang tidak mau bersujud kepada Allah, pada ayat berikut ini disebutkan ciri dan sifat 'ibadurrahman atau para pengabdi Allah. Adapun hamba-hamba tuhan yang maha pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati tidak dibuat-buat, tapi berjalan secara wajar, tidak menyombongkan diri, dalam sikap dan tindakan, karena dia tahu bahwa sikap itu tidak terpuji, akan mengakibatkan hal-hal yang negatif dalam pergaulan. 

Apabila orang-orang bodoh yang tidak tahu nilai-nilai sosial kemasyarakatan menyapa mereka dengan kata-kata yang menghina, atau kasar, mereka tidak membalasnya dengan ucapan yang semisal, namun dengan penuh sopan dan rendah hati mereka mengucapkan 'salam,' yang berarti mudah-mudahan kita berada dalam keselamatan, damai, dan sejahtera. 

 

Nabi Muhammad telah memberikan contoh sendiri, bahwa semakin dikasari, beliau semakin santun, arif dan bijaksana. Sifat 'ib'durahman berikutnya adalah senantiasa salat malam, dan orang-orang yang menghabiskan atau menggunakan sebagian waktu malamnya terutama waktu sepertiga malam terakhir, untuk beribadah mendekatkan diri kepada tuhan mereka yang telah memelihara mereka dengan bersujud dan berdiri. Beribadah pada saat itu betul-betul mencerminkan keikhlasan, hati lebih khusyuk, lebih konsentrasi kepada sang khalik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler