Berbagi Pengalaman Merayakan Idul Fitri di Amerika, Seperti Apa Rasanya?

Mahasiswi jebolan Harvard University berbagi pengalaman merayakan Idul Fitri di AS.

Dok. EPA/JEFF KOWALSKY
Salah satu masjid di Amerika Serikat (ilustrasi). Salah satu mahasiswi yang pernah kuliah di Harvard University, AS, menceritakan pengalamannya saat merayakan Hari Raya Idul Fitri di negara tersebut.
Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merayakan Hari Raya Idul Fitri jauh dari tanah kelahiran menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa dan pekerja Indonesia di negeri orang. Salah satunya yang dirasakan Tiara, mahasiswi jebolan Harvard University, Amerika Serikat, yang juga penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Baca Juga


Menurut Tiara, ada perbedaan mencolok ketika merayakan Idul Fitri di Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Di Indonesia, Tiara bisa berkumpul dengan keluarga. Sementara ketika Lebaran di AS, dia hanya bisa berkumpul dengan teman-teman, baik yang sama-sama berasal dari Indonesia maupun negara lain. 

“Untuk merayakan Idul Fitri biasanya kami kumpul di rumah atau tempat salah satu teman dan kami masak masakan Indonesia lalu memutar takbiran agar suasana Idul Fitri seperti di Indonesia tetap kita dapat,” kata Tiara ketika menceritakan kisahnya di podcast "USAID Teman LPDP".

Tiara, mahasiswi jebolan Harvard University, menceritakan pengalamannya merayakan Hari Raya Idul Fitri di Amerika Serikat. - (Dok. Podcast USAID Teman LPDP)

 

Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Kamis (11/4/2024), Tiara bercerita, selain kumpul-kumpul dirinya juga pernah merayakan Idul Fitri dengan pergi ke rumah makan khas Indonesia yang ada di Amerika Serikat bersama teman-temannya. “Suasana ngumpul-ngumpul-nya sama seperti di Indonesia jadi siapapun yang akan kuliah di Amerika Serikat tidak perlu takut karena banyak mahasiswa Indonesia di sini dan banyak juga komunitas muslim yang merayakannya. Jadi, pintar-pintar kita aja untuk membuat Idul Fitri seperti apa,” jelasnya.

Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah di AS tidak jatuh pada hari libur. Untuk itu, ada sebagian mahasiswa yang harus mengikuti kuliah hingga selesai setelah melaksanakan Sholat Idul Fitri. Setelah itu, baru bisa berkumpul dengan teman-teman lainnya. 

“Tapi tidak jarang juga mahasiswa meminta izin kepada dosennya karena ada perayaan Idul Fitri dan dosen di Amerika Serikat pasti akan memberikan izin kepada mahasiswanya karena toleransi di sana sangat tinggi,” ujarnya.

Tiara mengatakan, suasana Idul Fitri di AS sangat berbeda dengan Indonesia. Salah satunya saat malam takbiran di mana di Indonesia suara takbir menggema pada malam sebelum Idul Fitri. Sementara di AS, takbiran hanya dilakukan di masjid-masjid yang jarak antarsatu masjid ke masjid yang lain cukup jauh.

“Tidak ada malam takbiran yang kita bisa dengar di sepanjang jalan. Tapi itu tidak mengurangi value dari Idul Fitri itu sendiri karena masih banyak teman-teman di sini baik dari Indonesia maupun negara lain yang membuat Idul Fitri kita jauh lebih beragam dan menambah pengalaman seru karena Lebaran di luar negeri,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler