Seribuan Pemukim Ilegal Yahudi Serang Ramallah
Sedikitnya 700 serangan pemukim ilegal terjadi di Tepi Barat sejak 7 Oktober.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Seribu lebih pemukim ilegal Israel menyerang Desa al-Mughayir, timur laut Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, Jumat (13/4/2024). Belasan warga ditembak, satu diantaranya syahid.
“Ini bukan serangan pertama terhadap desa tersebut. Desa kami terus-menerus terkena serangan serupa dari pemukim, tapi ini adalah serangan terbesar dan paling kejam,” kata Kepala Dewan Desa al-Mughayir, Amin Abu Alia, dilansir Aljazirah.
Menurutnya, lebih dari 1.500 pemukim Israel berkumpul di dekat pintu masuk kota. Sekitar 500 orang dari mereka, beberapa di antaranya bersenjata, kemudian melanjutkan penyerangan ke kota tersebut selama sekitar tiga jam. Serangan tersebut berujung pada terbunuhnya Jihad Abu Alia, yang ditembak “langsung” di kepala dengan peluru tajam.
Amin Abu Alia mengatakan, selama tiga jam serangan pemukim, mereka menyerang 20 rumah, dan membakar tujuh diantaranya “seluruhnya atau sebagian”. Sebanyak 20 kendaraan, beberapa milik pengusaha lokal, juga dibakar.
Sedikitnya 35 warga mengalami luka-luka, dan 25 orang di antaranya luka terkena peluru tajam. Petugas medis, termasuk ambulans Bulan Sabit Merah Palestina, dicegah mencapai daerah tersebut oleh pasukan Israel, yang juga memblokir mobil yang membawa warga yang terluka untuk meninggalkan desa tersebut. Serangan itu dilakukan di bawah perlindungan tentara Israel.
Seorang petugas medis di Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan mereka menerima “sejumlah besar panggilan telepon” ketika al-Mughayir diserang oleh pemukim ilegal Israel. Abdulhadi al-Tarifi mengatakan kepada Aljazirah setidaknya sembilan kendaraan PRCS dikirim ke daerah tersebut, tetapi semuanya dihentikan di pintu masuk barat desa dan dilarang masuk.
Setelah mencari jalur alternatif, segelintir kendaraan akhirnya berhasil menjangkau beberapa warga yang mengalami luka-luka. “Ada 19 kasus yang kami tangani, 16 kasus di antaranya luka akibat peluru tajam, dan tiga kasus akibat pemukulan berat,” ujarnya. “Hari ini sangat sibuk dan sangat sulit,” kata al-Tarifi.
“Kendaraan ambulans ditembaki oleh pemukim. Mereka menutup jalan-jalan menuju jalan-jalan utama, dan membakar kendaraan-kendaraan di jalan-jalan tersebut, yang membuat kami tidak dapat menjangkau mereka yang terluka pada waktu yang tepat.”
Nabil Abu Rudeineh, juru bicara kepresidenan Otoritas Palestina (PA), mengutuk berlanjutnya serangan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Serangan biasanya terjadi dengan dukungan pasukan bersenjata Israel.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara WAFA, Abu Rudeineh mengatakan “kejahatan” yang dilakukan oleh “milisi teroris” tidak lain hanyalah perpanjangan dari “genosida” Israel terhadap rakyat Palestina.
Abu Rudeineh mengatakan dia menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut, yang telah meningkat secara signifikan sejak 7 Oktober. Dia juga meminta masyarakat internasional dan pemerintah AS untuk campur tangan dan memaksa Israel untuk menghentikan kejahatannya di Tepi Barat dan di Gaza.
Serangan kemarin menggenapi sekitar 700 serangan pemukim Yahudi sejak 7 Oktober ke wilayah yang diakui hukum internasional sebagai milik Israel. Serangan-serangan yang mulai marak sejak pemerintahan sayap kanan menguasai Israel pada 2022 lalu. Kebrutalan pemukim ilegal itu jadi salah satu alasan pejuang Palestina meluncurkan Operasi Topan al-Aqsa pada 7 Oktober yang kemudian dibalas Israel dengan brutal ke Gaza.
Sejumlah negara Barat telah menjatuhkan sanksi pada individu pelaku serangan tersebut, namun kejadiannya tak juga mereda. Hal ini terkait dengan dukungan pasukan Israel terhadap para pemukim.