Sebelum Menyerang, Iran Juga Hadirkan Perang Psikologis ke Israel
Iran sengaja membuat Israel menunggu serangan balasan dalam ketakutan.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, Israel panik dengan respon Iran atas serangan mematikan di kantor konsulat Iran di Suriah. Serangan itu menewaskan tujuh orang, termasuk perwira senior Garda Revolusi Iran.
"Pekan ini Zionis sepenuhnya panik dan dalam keadaan waspada, kata Yahya Rahim Safavi pada kantor berita ISNA, seperti dikutip dari Aljazirah, Sabtu (13/4/2024). "Mereka tidak tahu apa yang ingin Iran lakukan, sehingga mereka dan pendukung mereka ketakutan," katanya seperti dikutip ISNA.
Iran berjanji akan membalas serangan yang menewaskan dua jenderal Garda Revolusi. Angkatan Darat Israel mengumumkan menangguhkan cuti unit tempurnya dan mengatakan pemerintah memutuskan meningkatkan jumlah personel dan tentara wajib militer untuk beroperasi di pertahanan udara.
"Perang politik, media, dan psikologis ini lebih menakutkan bagi mereka dibandingkan perang itu sendiri. Karena mereka menunggu serangan setiap malam dan banyak dari mereka yang melarikan diri dan berlindung di tempat perlindungan," kata Safavi.
Garda Revolusi Iran dilaporkan menyita kapal kargo MSC Aries yang memiliki hubungan dengan Israel. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mendesak Uni Eropa menjatuhkan sanksi pada Iran dan mendeklarasikan Garda Revolusi sebagai "organisasi teroris."
“Rezim Ayatollah Khamenei adalah rezim kriminal yang mendukung kejahatan Hamas dan sekarang melakukan operasi pembajakan yang melanggar hukum internasional,” kata Katz. “Saya menyerukan kepada Uni Eropa dan dunia bebas untuk segera menyatakan Korps Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris dan memberikan sanksi kepada Iran sekarang juga,” tambahnya.