Kabinet Perang Israel Akhiri Pertemuan Tentang Cara Menanggapi Iran

Seruan untuk menanggapi serangan Iran semakin meningkat di Israel.

AP Photo/Tomer Neuberg
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat rudal yang ditembakkan dari Iran, di Israel tengah, Minggu, 14 April 2024. Iran melancarkan serangan militer langsung pertamanya terhadap Israel pada hari Sabtu. Israel mengatakan lebih dari 300 drone, rudal jelajah dan balistik diluncurkan oleh Iran, sebuah serangan luar biasa yang hampir seluruhnya digagalkan oleh sistem pertahanan udara Israel dan koalisi negara-negara yang menangkis serangan gencar tersebut.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kabinet perang Israel pada Ahad (14/4/2024), mengakhiri pertemuan untuk membahas cara-cara menanggapi serangan Iran semalam terhadap negara tersebut. Serangan pesawat tak berawak dan rudal Teheran pada Sabtu (13/4/2024) malam diluncurkan setelah serangan udara terhadap kompleks kedutaan besar Iran di Damaskus pada 1 April menewaskan beberapa komandan militer Iran.

Baca Juga


"Pertemuan kabinet perang untuk membahas tanggapan terhadap serangan Iran telah berakhir," lapor surat kabar Israel Yedioth Ahronoth. Laporan tersebut tidak segera menyebutkan rincian lainnya terkait keputusan yang diambil dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan tersebut berlangsung di bunker bawah tanah Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, menurut harian itu.

Kabinet keamanan memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan anggota kabinet perang Benny Gantz untuk menentukan bagaimana Israel akan menanggapi serangan balasan Iran.

Gantz mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan di televisi bahwa "dalam menghadapi ancaman Iran, kami akan membangun aliansi regional, dan kami akan membuat Iran bertanggung jawab atas serangan itu" ketika waktunya tepat.

Dalam beberapa jam terakhir, seruan pemerintah sayap kanan Israel agar segera menanggapi serangan Iran semakin meningkat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler