Will Smith Suka Kisah Nabi Musa dalam Alquran, Ini Salah Satu Ayat dan Tafsirnya

Salah satu ayat Alquran yang mengulas Nabi Musa adalah Surat Al Baqarah ayat 67.

EPA
Will Smith
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Hollywood Will Smith mengungkap kesenangannya membaca Alquran. Ini dia sampaikan dalam program "Big Time Podcast" yang tayang di kanal Youtube MBC1.

Ada satu hal yang paling menarik bagi Will Smith selama membaca seluruh isi Alquran, yaitu banyaknya kisah Nabi Musa 'alaihissalam. Saat ditanya tentang apa yang ia temukan selama membaca semua isi Alquran, bintang Hollywood itu kaget karena begitu banyak kisah Nabi Musa AS dalam Alquran.

"Aku kaget betapa banyak Musa disebutkan (dalam Alquran). Ini sangat menarik. Melalui Alquran, aku bisa terhubung dengan Musa dan apa yang dialaminya," kata Smith.

Bagi Smith, kisah Nabi Musa AS di dalam Alquran sungguh menarik dan telah memberikan pengaruh kepada dirinya. Bahkan dia juga kagum dengan keindahan Alquran.

"Aku suka dengan kemudahan Alquran. Alquran itu sangat jelas. Sejernih kristal. Dan jauh dari kesalahpahaman. Sangat indah dan jelas," ujar Smith, yang mengulang-ulang kekagumannya pada Alquran.

Baca Juga


Adapun salah satu ayat dalam Alquran...

Adapun salah satu ayat dalam Alquran yang mengulas Nabi Musa dan peristiwa di masa itu, yaitu pada Surat Al Baqarah ayat 67. Ayat ini berisi kisah bangsa Yahudi saat diperintahkan untuk menyembelih seekor sapi.

Allah SWT berfirman:

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖٓ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تَذْبَحُوْا بَقَرَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۗ قَالَ اَعُوْذُ بِاللّٰهِ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ

"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi betina.” Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” Dia (Musa) menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Al Baqarah ayat 67)

Ulama Al-Azhar Mesir Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi (almarhum) menjelaskan, Allah SWT tidak menyebutkan mengapa Dia memerintahkan bangsa Yahudi untuk menyembelih sapi betina.

"Namun, kita harus membaca ayat-ayat ini hingga akhir cerita untuk mengetahui alasan di balik firman-Nya pada Surat Al Baqarah ayat 72-73," jelas Syekh Asy-Sya'rawi, dilansir laman Masrawy.

Dalam ayat 72-73 Al Baqarah, dikatakan sebagai berikut:

"Dan (ingatlah) ketika kamu membunuh seseorang, lalu kamu tuduh-menuduh tentang itu. Tetapi Allah menyingkapkan apa yang kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman, “Pukullah (mayat) itu dengan bagian dari (sapi) itu!” Demikianlah Allah menghidupkan (orang) yang telah mati, dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya) agar kamu mengerti." (QS. Al Baqarah ayat 72-73)

Dalam setiap masalah, seharusnya...

Dalam setiap masalah, seharusnya penyebab mendahului perintah. Namun, inilah kebesaran Alquran. Karena jika pertanyaan tentang penyebab lebih dahulu, maka ini berarti perintah datang dari pihak yang setara.

Jika seseorang mengatakan pada Anda, "Lakukan ini," maka Anda tentu bertanya mengapa Anda mematuhi perintah tersebut. Maka, perintah dari pihak setara adalah yang Anda tanyakan tentang penyebabnya.

Tetapi perintah dari yang lebih tinggi, seperti perintah seorang ayah kepada anaknya, dokter kepada pasiennya, atau pemimpin kepada pasukannya, tidak ditanyakan penyebabnya sebelum dilaksanakan. Karena yang mengeluarkan perintah lebih berhak menentukan daripada yang menerima perintah.

"Jika setiap yang ditugaskan oleh Allah menerima perintah dan bertanya tentang penyebabnya terlebih dahulu, dia akan bertindak berdasarkan alasan tersebut. Seolah-olah dia melaksanakan perintah karena penyebabnya sehingga iman pun hilang, dan tidak ada perbedaan apakah seseorang beriman atau tidak," jelasnya.

Pada ayat 67 Surat Al Baqarah, Allah SWT memulai dengan perintah untuk menyembelih sapi betina terlebih dahulu, kemudian menjelaskan penyebabnya dalam ayat-ayat yang menceritakan alasan dari kisah tersebut.

Kemudian Dia memberitahu kita tentang...

"Kemudian Dia memberitahu kita tentang alasan di akhir kisah. Baik Allah memberi tahu kita tentang alasan atau tidak, itu tidak mengubah iman kita terhadap kenyataan apa yang terjadi. Dan kisah itu memiliki hikmah, meskipun mungkin tersembunyi bagi kita, tetapi ada," ujar Syekh Asy-Sya'rawi.

Karena itu, berdasarkan penjelasan tafsir Syekh Asy-Sya'rawi, Allah telah meminta bangsa Yahudi untuk menyembelih sapi dan yang harus mereka lakukan hanyalah melaksanakan perintah-Nya. Namun, yang terjadi justru orang-orang Yahudi malah balik bertanya. Pertanyaan mereka dibuat untuk meniadakan kewajiban.

"Bangsa Yahudi mengecam Allah karena memerintahkan mereka untuk menyembelih sapi tanpa alasan. Dan bangsa Yahudi malah menuduh Musa mengejek mereka. Ketika Musa mendengar kata-kata mereka, Musa terkejut. Apakah ada seorang Nabi yang menertawakan perintah Allah seperti ini? Di mana seorang Nabi Allah membawa perintah dari Allah dalam suasana lelucon?" kata Syekh Asy-Sya'rawi.

Kemudian Asy-Sya'rawi menyampaikan, Nabi Musa AS menyadari orang-orang Yahudi tersebut adalah orang-orang yang jahil. Mereka tidak mengerti tentang Tuhan mereka, Rasul mereka, atau hari akhir mereka.

Bangsa Yahudi mencoba untuk mengukur segala sesuatu dengan standar mereka sendiri, bukan dengan standar Allah Ta'ala. "Ketika diberi kemudahan, mereka (bangsa Yahudi) menginginkannya sulit. Mereka meminta agar Allah memberikan kesulitan kepada mereka, menempatkan beban yang berat atas hidup mereka," ujar Asy-Sya'rawi.

Sumber: Masrawy

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler