Iran Serang Israel, Ketua MUI Luar Negeri: Serangan Iran Jadi Peringatan Bagi Israel

Dia menyebut banyak faktor yang mempengaruhi apakah akan menjadi ekskalasi.

AP Photo/Tomer Neuberg
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat rudal yang ditembakkan dari Iran, di Israel tengah, Minggu, 14 April 2024. Iran melancarkan serangan militer langsung pertamanya terhadap Israel pada hari Sabtu. Israel mengatakan lebih dari 300 drone, rudal jelajah dan balistik diluncurkan oleh Iran, sebuah serangan luar biasa yang hampir seluruhnya digagalkan oleh sistem pertahanan udara Israel dan koalisi negara-negara yang menangkis serangan gencar tersebut.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof. Sudarnoto Abdul Hakim menilai serangan Iran terhadap Israel bukanlah tanpa sebab. Sebagaimana disebutkan oleh Menteri luar Negeri Iran, serangan tersebut merupakan serangan balasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Suriah pada 1 April lalu.

Dengan kata lain, Iran tidak berdiam diri ketika para jenderalnya tewas diserang, terutama dalam suhu politik yang masih panas di Timur Tengah. Iran, menurut Sudarnoto, selama ini Iran mencoba menahan diri untuk tidak melakukan serangan apapun atas kekejian Israel yang membombardir Palestina, ditambah lagi Israel juga mengabaikan keputusan Mahkamah Internasional dan kecaman PBB.

Baca Juga



“Jadi menurut hemat saya, serangan Iran ini menunjukkan Iran tidak berdiam diri apalagi dalam situasi yang memang tidak normal (di Timur Tengah), ini juga bagian dari eskalasi ketegangan soal Palestina dan Israel yang kita lihat Israel juga sudah melakukan serangan di mana-mana, rekomendasi mahkamah Internasional di Den Haag juga tidak di perdulikan,” kata Prof Sudarnoto kepada Republika dalam sambungan telepon, Senin (15/4/2024).

Seperti yang kita ketahui, Iran sudah lama memberikan pembelaan dan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina, maski masih sebatas diplomasi retorika. Namun begitu kedutaannya yang diserang, maka ini menjadi momentum bagi Iran untuk memberikan peringatan terhadap Israel dengan menerbangkan ratusan rudal ke negera zionis itu.

“Menurut saya, Israel sekarang ini menjadi musuh bersama, banyak orang, banyak negara, dan banyak masyarakat sipil (mendukung Palestina). Serangan ini menjadi warning bagi Israel dan tentu bagi AS, bahwa nanti akan ada negara-negara pendukung, kekuatan-kekuatan di luar Palestina yang memang memberikan dukungan terhadap Palestina,” kata Prof Sudarnoto.

Karenanya, Sudarnoto sangat berharap agar serangan yang dilakukan Iran ini tidak sia-sia. Serangan ini kata dia, bisa menjadi momentum untuk semakin melemahkan Israel, khususnya bagi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang selama ini membela dan mendukung rakyat Palestina untuk segera melakukan konsolidasi.

“Jadi menurut saya seharusnya menjadi momentum untuk semakin memperlemah kekuatan Israel, manfaatkan peluang-peluang seperti serangan Iran ini, untuk semakin memperlemah, tidak gampang memang tapi menurut saya ini momentum. karena AS sudah menjadi common enemy, jadi harusnya diambil momentum ini sebagai konsolidasi internal oleh OKI, kalau tidak mau konsolidasi ya sudah akhirnya kisah serangan Iran ya sudah selesai kemaren dan tidak akan ada dampak apapun,” ujarnya.

Ketika ditanyakan mengenai kemungkinan adanya serangan balasan Israel terhadap Iran, menurutnya ini sangat bergantung terhadap sikap Amerika Serikat. Karena bagaimana pun, Israel sangat bergantung pada dukungan AS, jika AS mendukung dan mengerahkan bantuan militernya, maka serangan balasan Israel besar kemungkinan akan terjadi.

Namun sekali lagi, AS pun tentu akan lebih berpikir panjang. Karena jika ia terlibat, maka negara-negara lawan seperti China dan Rusia pun akan ikut terlibat.

“Israel tentu saja akan melakukan komunikasi dengan AS, Israel ini kan juga sangat bergantung pada AS, kalau AS mundur maka keberanian Israel semakin berkurang, jadi menurut hemat saya, AS tidak akan mengambil risiko itu karena nanti dia akan berhadapan dengan China dan Rusia. Jadi memang banyak faktor yang mempengaruhi apakah akan menjadi ekskalasi,” ujarrnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler