Presiden Iran: Israel Negara Penindas, tidak Ada Normalisasi
Raisi mengutuk keras kelambanan komunitas internasional menghentikan genosida Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan kerap diberi tahu bahwa konflik dengan Israel akan berakhir apabila negaranya memilih menormalisasi hubungan dengan Israel. Namun, menurut dia, itu sulit terwujud mengingat Israel terus melakukan genosida terhadap Palestina.
Ia menegaskan Israel merupakan negara penindas. Dan mereka mengalami kekalahan memalukan ketika Operasi Badai Al Aqsa. Raisi menginginkan persatuan negara-negara Muslim untuk melawan Israel.
“Kami akan selalu berjuang melawan penindasan dan kami selalu membela kaum tertindas di seluruh dunia, itulah kebijakan kami,” ujar Raisi pada sebuah acara di Kedutaan Besar Iran dalam kunjungan tiga harinya ke Pakistan, dilansir dari Brecorder, Selasa (23/4/2024).
Raisi juga mengutuk keras kelambanan komunitas internasional dalam menghentikan genosida terhadap Palestina. Menurut Raisi jika masalah Israel terselesaikan, semua permasalahan akan terselesaikan. Dan Raisi melihat Israel sudah diambang kehancuran.
Raisi mengatakan Israel merupakan negara paling dibenci di dunia karena tindakannya yang menindas Palestina. Bahkan, Raisi mengeklaim, Amerika Serikat berusaha menjauhkan diri dari Israel.
Dalam kesempatan tersebut, Raisi juga memuji rakyat Pakistan yang mendukung Palestina. Mereka telah turun ke jalan melawan penindasan Israel. Raisi sedih banyak nyawa melayang di Gaza karena Israel.
Ia mengatakan hubungan Iran dengan Pakistan bukan sekadar hubungan dua negara bertetangga melainkan lebih dari itu. Pertukaran agama dan budaya, katanya, membuat hubungan ini tak terkalahkan.
Menurut Raisi selama interaksi dengan pimpinan Pakistan berjalan produktif. Iran ingin memperluas kerja sama di segala bidang dengan Pakistan.
Raisi juga berkomentar mengenai ancaman ISIS. Menurutnya ISIS diciptakan dengan tujuan untuk menciptakan kekacauan di dunia Muslim.
“Siapa yang menciptakan dan mendukung Daesh (ISIS)? Semua orang tahu,” katanya.