Invasi Israel ke Palestina Masuk Hari Ke-200
Israel masih terus melakukan kekejaman di Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Israel-Hamas memasuki hari ke-200 dengan meningkatnya kekhawatiran akan invasi Israel di wilayah selatan Gaza yang padat penduduk di tengah seruan pembebasan sandera. Tentara Israel melakukan penembakan intensif semalaman di lingkungan Gaza di Al Tuffah, Shujaiya dan Zeitun.
Tembakan dan ledakan keras terdengar di barat daya Gaza dan Khan Younis di selatan, sementara serangan udara terjadi di dekat kamp pengungsi Bureij dan tembakan artileri menghantam kamp pengungsi Nuseirat.
Militer mengatakan, pihaknya menyerang beberapa posisi Hamas di Gaza selatan pada malam hari, dengan pesawat tempurnya menghantam sekitar 25 sasaran termasuk pos pengamatan dan peluncuran militer.
Perang meletus ketika Hamas dan militan Palestina lainnya menyerbu perbatasan dengan Israel pada tanggal 7 Oktober dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengakibatkan kematian 1.170 orang. Sekitar 250 orang diculik ke Gaza selama serangan tersebut, 129 di antaranya masih berada di wilayah Palestina. Israel mengatakan 34 di antaranya tewas.
“Selama 200 hari, dunia terdiam untuk keluarga mereka, mereka merindukan tawa, pelukan, gemerincing kunci di pintu yang terbuka. Selama para sandera belum bebas, kami tidak akan menyerah. Hanya ketika mereka berada di rumah barulah perdamaian bisa terwujud,” kata Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri Jerman, di sebuah postingan di “X”, dilansir dari GulfNews, Selasa (23/04/2024).
Sebagai pembalasan atas serangan Hamas, Israel melancarkan serangan militer yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 34.183 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas. Jumlah korban terbaru yang dikeluarkan kementerian pada hari Selasa termasuk sedikitnya 32 kematian dalam 24 jam terakhir.
Bagi warga Palestina di Gaza, hari Senin (22/04/2024) adalah hari yang mengerikan, dimana badan Pertahanan Sipil di wilayah tersebut mengatakan sekitar 200 mayat ditemukan dalam tiga hari terakhir dari orang-orang yang dibunuh dan dikuburkan oleh pasukan Israel di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis.