Dosen Universitas BSI Ikuti Pelatihan Kebebasan Ekonomi dan HAM Bersama INDEKS
Pelatihan kebebasan ekonomi dan HAM menjadi salah satu komitmen Universitas BSI
REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Dalam rangka meningkatkan pemahaman kebebasan ekonomi dan hak asasi manusia (HAM), Yoki Firmansyah dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) berhasil terpilih sebagai salah satu peserta dalam Pelatihan Dasar Kebebasan Ekonomi dan HAM yang diselenggarakan oleh Institute Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (INDEKS), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Friedrich Naumann Foundation. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Maestro Pontianak pada 26 hingga 28 April 2024.
Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat seperti mahasiswa, dosen, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta lembaga swadaya masyarakat (LSM), Yoki Firmansyah bersama dengan 23 peserta lainnya berhasil terpilih dari total 100 peserta yang mendaftar untuk mengikuti pelatihan ini.
Sebagai seorang akademisi, keikutsertaan Yoki Firmansyah dalam acara ini menandai komitmen Kampus Digital Kreatif Universitas BSI dalam mendukung upaya peningkatan pemahaman akan prinsip-prinsip kebebasan ekonomi dan HAM di kalangan akademisi dan masyarakat umum. Yoki mengungkapkan terima kasih atas kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut.
"Saya merasa sangat terhormat telah dipilih sebagai salah satu peserta dalam Pelatihan Dasar Kebebasan Ekonomi dan HAM ini. Saya yakin bahwa pengetahuan yang saya dapatkan dari kegiatan ini akan sangat bermanfaat dalam mendukung pengembangan kurikulum serta memberikan wawasan baru kepada mahasiswa saya di Universitas BSI," ujar Yoki Firmansyah.
Yoki menegaskan pelatihan dasar kebebasan ekonomi dan HAM ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara kebebasan ekonomi dan hak asasi manusia, serta dampaknya terhadap pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara.
"Melalui rangkaian materi dan diskusi yang disampaikan oleh para ahli terkemuka di bidangnya, peserta diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan mampu mengaplikasikan konsep-konsep dalam konteks nyata," katanya.
Selain materi yang disampaikan secara langsung oleh narasumber, pelatihan ini juga melibatkan sesi diskusi, studi kasus dan simulasi yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta dalam menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari.
Dengan pelaihan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman peserta dan mempersiapkan mereka untuk menjadi agen perubahan dalam mendorong penerapan prinsip-prinsip kebebasan ekonomi dan HAM di lingkungan mereka masing-masing.
"Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk membangun jaringan dan kolaborasi antara para peserta dari berbagai latar belakang profesi dan institusi. Dengan saling bertukar pengalaman dan pemikiran, diharapkan akan tercipta sinergi yang lebih kuat dalam upaya mewujudkan masyarakat yang lebih demokratis, inklusif, dan berkeadilan," ungkap Yoki.
Setelah mengikuti kegiatan ini, Yoki berencana untuk untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya kepada rekan dosen dan mahasiswa di Universitas BSI melalui berbagai kegiatan akademik dan non-akademik. Dengan demikian, diharapkan bahwa semangat dan nilai-nilai yang dipelajari dalam pelatihan ini dapat tersebar dan diimplementasikan secara luas dalam komunitas akademik dan masyarakat umum.