Mahasiswi Malang Meninggal di Kos Diduga Asam Lambung, Seberapa Bahaya Penyakit Itu?
Apakah penyakit asam lambung bisa mengarah ke kondisi berbahaya, bahkan kematian?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meninggalnya seorang mahasiswi di sebuah indekos di Kota Malang, Jawa Timur, menjadi perhatian publik. Pasalnya, insiden tewasnya korban diduga berkaitan dengan penyakit asam lambung yang dia idap, meski penyebab yang pasti masih diselidiki.
Berdasarkan keterangan saksi, korban kerap menyantap makanan pedas yang memperparah penyakitnya tersebut. Namun, apakah benar penyakit asam lambung yang diidap seseorang bisa mengarah kepada kondisi berbahaya, bahkan kematian?
Dikutip dari laman Healthline, Kamis (2/5/2024), penyakit asam lambung ternyata bisa menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, jika terjadi terus-menerus dan tak diatasi. Refluks asam terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan atau esofagus, saluran yang menghubungkan mulut ke lambung.
Kebanyakan orang mengalami refluks ringan dari waktu ke waktu, yang umumnya punya risiko komplikasi rendah. Namun, jika kenaikan asam lambung amat sering terjadi, itu bisa menjadi tanda suatu kondisi yang disebut penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Penyakit kronis itu terjadi saat asam lambung atau empedu mengalir ke saluran makanan dan mengiritasi lapisan dalam saluran makanan. Meski GERD sendiri tidak merupakan kondisi yang mengancam jiwa, penyakit ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius dan komplikasi jika tidak ditangani.
Gejala umum GERD meliputi bau mulut, nyeri dada, batuk, kesulitan menelan, sakit maag, gangguan pencernaan, mual, serta sakit tenggorokan. Ada beberapa jenis komplikasi yang dipicu GERD, salah satunya esofagitis atau peradangan pada esofagus.
Jika esofagitis kronis tidak diobati, dapat menyebabkan penyempitan esofagus, bahkan kanker esofagus. Komplikasi lain yang lebih serius pun tidak menutup kemungkinan akan terjadi, seperti perforasi esofagus (lubang di esofagus) atau tukak berdarah.
Selain itu, GERD yang tidak diobati dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal (neoplasia) di esofagus. Akibatnya, kerongkongan bisa menjadi semakin sempit. Kondisi ini dapat mempersulit aliran makanan dan pernapasan.
Risiko selanjutnya, asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut bisa terhirup ke paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan pneumonia aspirasi, sejenis infeksi paru-paru yang bisa menjadi serius dan bahkan mengarah pada kematian jika tidak ditangani.
Kerusakan berkelanjutan pada esofagus akibat asam lambung dapat memicu perubahan sel pada lapisan esofagus, yakni kondisi bernama esofagus Barrett. Ada risiko sel kelenjar ini berubah menjadi kanker dan menyebabkan kanker esofagus.
Pengidap GERD pun mempunyai peningkatan risiko terkena jenis kanker esofagus tertentu, yang dikenal sebagai adenokarsinoma esofagus. Kanker ini menyerang bagian bawah kerongkongan, sering kali baru diketahui setelah mencapai stadium lebih lanjut.
Lantas, bagaimana cara mencegah terjadinya komplikasi penyakit asam lambung? Disarankan menghindari konsumsi berlebih makanan berminyak, berlemak, asam, dan pedas yang lebih mungkin menyebabkan refluks asam. Makanan lain seperti peppermint, saus tomat, bawang putih, bawang bombai, jeruk, dan cokelat hitam juga diketahui memicu refluks.
Perbaiki pula kebiasaan makan. Usahakan makan setidaknya dua hingga tiga jam sebelum tidur atau berbaring. Gunanya, memberi waktu pada perut untuk mencerna makanan. Selain itu, makan dalam porsi kecil dan mengunyah perlahan dapat membantu mencegah refluks.
Pencegahan lain adalah mempertahankan berat badan ideal. Pasalnya, kelebihan bobot badan akan membawa beban berlebih di sekitar bagian tengah tubuh, sehingga dapat mendorong perut ke atas, dan memudahkan asam naik ke kerongkongan. Cara pencegahan berikutnya antara lain tidak minum alkohol, membatasi kafein, dan berhenti merokok.
Jika penyakit asam lambung menyerang, cobalah berbaring dengan tubuh bagian atas sedikit lebih tinggi dari perut. Kenakan pakaian dan celana yang lebih longgar agar tak memberikan tekanan tambahan pada perut.
Bisa saja mengonsumsi obat umum yang dijual bebas seperti antasida yang dapat membantu menetralkan asam lambung. Akan tetapi, pemakaiannya tidak boleh dalam jangka panjang. Segeralah berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala GERD lebih dari beberapa kali dalam sepekan, meskipun gejalanya ringan.