Israel Tahan 500 Jasad Rakyat Palestina, Aktivis: Penghinaan Terhadap Martabat Manusia

Sebanyak 500 orang rakyat Palestina meninggal di penjara Israel.

EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Pengunjuk rasa Palestina berhadapan dengan tentara Israel di desa Hares dekat kota Salfit di Tepi Barat utara, 26 Juni 2020. Israel tahan jenazah warga Palestina.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- National Campaign to Retrieve the Bodies of the Martyrs mengatakan, otoritas pendudukan Israel masih menahan 500 jenazah rakyat Palestina yang gugur di penjara mereka. Sejak awal 2024, ada tambahan 58 tambahan jasad.

Lembaga swadaya masyarakat itu menganggap menyimpan jasad warga Palestina yang terbunuh sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip hukum humaniter internasional dan norma-norma internasional yang terkait. Jenazah warga Palestina sebagian dikuburkan dan sebagian lain disimpan lemari es.

"Menyimpan jasad di kuburan dan lemari es di daerah pendudukan merupakan penghinaan terhadap martabat manusia, selama hidup dan setelah kematiannya, sekaligus hukuman kolektif," kata National Campaign to Retrieve the Bodies of the Martyrs.

Pihaknya menyeru organisasi-organisasi internasional untuk segera menuntut pengembalian jasad warga Palestina yang terbunuh. Dengan begitu, keluarga korban dapat memakamkannya sesuai dengan martabat manusia.

Lebih lanjut, National Campaign to Retrieve the Bodies of the Martyrs  menyerukan seluruh pembela hak asasi manusia (HAM) untuk menekan pendudukan agar mengembalikan jasad-jasad itu. Mereka menekankan bahwa "begitu memalukan jika dunia tetap bungkam soal hukuman terhadap seseorang bahkan setelah orang tersebut meninggal".

Baca Juga


Turki Tangguhkan Perdagangan dengan Israel...

 

Turki Tangguhkan Perdagangan dengan Israel

Pemerintah Turki sepenuhnya menangguhkan perdagangan dengan Israel. Keputusan itu berlaku sampai pengiriman bantuan ke Jalur Gaza dipastikan tanpa hambatan, kata Kementerian Perdagangan Turki pada Kamis (2/5/2024).

Sebelumnya, laporan media melansir bahwa Turki menghentikan semua kegiatan impor dan ekspor dengan Israel yang dimulai pada Kamis. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz lantas menuding Ankara telah melanggar perjanjian perdagangan dan mengatakan Israel akan mencari opsi lain dengan fokus impor dari negara lain.

Kemendag Turki kembali mengingatkan bahwa Turki telah membatasi ekspor 54 jenis barang, termasuk bahan bakar pesawat dan oli motor, ke Israel. Namun, agresi di Jalur Gaza masih berlangsung.

"Dengan mempertimbangkan fakta ini, langkah tahap kedua telah diambil di tingkat negara – transaksi ekspor dan impor yang terkait dengan Israel telah dihentikan dan keputusan itu berlaku untuk semua jenis barang," kata kementerian tersebut.

Lebih lanjut, Kemendag Turki mengatakan keputusan tersebut akan berlaku sampai Israel memastikan bahwa pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza tanpa hambatan dan dalam jumlah yang memadai. Sementara itu, Prancis mengecam serangan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel terhadap konvoi pembawa bantuan kemanusiaan dari Yordania yang menuju Jalur Gaza.

sumber : Antara, WAFA, Sputnik
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler