Cuaca Panas Terik Berisiko Bagi Kesehatan, Ini Anjuran dari Kemenkes
Suhu panas terik tengah melanda berbagai wilayah di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suhu panas terik tengah melanda berbagai wilayah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum harian tertinggi di Indonesia pada 1 hingga 2 Mei 2024 yaitu di Kapuas Kalimantan Tengah mencapai 36,1 derajat Celcius. Adapun suhu di DKI Jakarta mencapai 31 derajat Celcius.
Kondisi panas terik ini tentu berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat terutama anak-anak. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyatakan bahwa cuaca panas bisa menyebabkan berbagai risiko penyakit, seperti dehidrasi, heatstroke, dan iritasi kulit yang ditandai dengan kelelahan, kulit kering, serta warna air kencing yang keruh.
Paparan panas matahari yang berlebih juga bisa menyebabkan sakit kepala sebelah atau migrain. Selain itu, paparan sinar matahari juga bisa menyebabkan suhu tubuh meningkat dan demam tinggi.
“Sebagai bentuk antisipasi dari ancaman berbagai penyakit penyerta musim panas tersebut, pastikan kita minum air putih yang cukup, jangan sampai dehidrasi,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Republika, dikutip Jumat (3/5/2024).
Ia menjelaskan bahwa dalam kondisi cuaca panas seperti saat ini, orang dewasa minimal mengonsumsi dua liter air putih dalam sehari. Adapun bagi anak-anak usia 4-8 tahun, minimal minum air putih 1,7 liter atau sekitar 6-7 gelas.
Anak usia 1-3 tahun minimal minum 1,3 liter air putih atau sekitar 5 gelas dalam sehari. Lalu anak usia 7-12 bulan dianjurkan minum 800 mililiter atau sekitar 2 hingga 3 gelas air putih dalam sehari.
“Selain itu, penting juga untuk menggunakan pelindung dari paparan sinar matahari. Misalnya menggunakan payung dan tabir surya,” kata Nadia.