Hindari Heat Stroke Saat Berhaji, Salah Satunya Minum Segelas Air Sejam Sekali

Akan lebih baik apabila diminum bersama oralit.

Republika/ Amin Madani
Petugas kepolisian Arab Saudi menyemprotkan air kepada jamaah yang melintas di jalan menuju Makkah dari Mina, Senin (12/9), untuk mengurangi keletihan jamaah haji akibat cuaca panas di siang hari.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi kesehatan masyarakat Ngabila Salama mengatakan terdapat dua permasalahan kesehatan yang sering terjadi saat ibadah haji, yaitu kelelahan dan serangan panas (heat stroke), sehingga perlu ada persiapan yang baik sebelum ibadah itu.

Ngabila mengatakan awal dari kedua masalah itu adalah dehidrasi. Dehidrasi kemudian berkembang menjadi kelelahan karena panas, mengingat temperatur di sana mencapai 45 derajat Celsius, yang akhirnya menjadi serangan panas.

"Kenapa bisa terjadi? Karena kita terpapar sinar matahari yang luar biasa dan kita kurang minum. Makanya tadi ada yang namanya Gerus dan Gerah. Gerus, gerakan minum tanpa menunggu haus," katanya dalam 'Fisik Sehat, Haji Mabrur' yang disiarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Dia menyebutkan ketika ada yang terkena serangan panas, orang tersebut tak sadarkan diri, hemodinamikanya tidak stabil, tensinya sangat tinggi. Hal itu dapat menyebabkan henti jantung, bahkan kematian apabila tidak ditangani secara cepat.

Ngabila mengatakan jamaah haji harus konsumsi cairan selama satu jam sekali, yaitu 200 cc atau satu gelas. Akan lebih baik apabila diminum bersama oralit. Oralit tak hanya untuk mengobati diare pada anak-anak, namun juga untuk menjaga keseimbangan elektrolit selama beribadah.

"Karena kita banyak keringat. Otomatis kan elektrolit di dalam tubuh kita keluar lewat keringat. Jadi, itu harus digantinya bukan cuma air, tapi elektrolit," katanya.

Baca Juga


Untuk melindungi diri dari panas...

Untuk melindungi diri dari panas, jamaah perlu menyemprot wajah dengan air sesering mungkin. Sejumlah barang yang perlu dipersiapkan, antara lain payung, topi berdaun lebar yang berwarna cerah agar memantulkan cahaya serta kurma.

Menurutnya, kurma sangat penting untuk menjaga fisik agar tidak kekurangan kadar gula atau hipoglikemi. "Lalu kita juga penting memakai masker. Masker medis itu untuk menjaga kelembapan di saluran nafas dan juga saluran mulut kita," katanya.

Dia juga mengatakan penting untuk menyiapkan kantong plastik untuk menyimpan alas kaki karena di sana orang sering kehilangan alas kaki, dan akhirnya orang berjalan tanpa alas kaki. Dampaknya, kata dia, terjadi serangan panas secara langsung.

"Saat kelelahan yang paling penting adalah ya kita jangan memaksakan diri. Beribadahlah kita tahu kondisi diri kita. Yang paling tahu kondisi diri kita adalah kita sendiri," ujar Ngabila.

Menurutnya, pola pikir yang harus diterapkan adalah berangkat sehat sama-sama, pulang sehat sama-sama. Dia menilai paradigma dimana meninggal di Arab Saudi, Madinah, atau Makkah adalah sesuatu yang keren perlu dihilangkan.

"Masih banyak keluarga tercinta kita yang benar-benar menanti kita," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler