Jejak Masuknya Islam ke Portugal Secara Damai
Islam tak pernah menjajah Portugal.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejarah mencatat bahwa dakwah Islam pernah menyinari wilayah Eropa, khususnya di Spanyol dan juga Portugal. Islam pernah menguasai sebagian besar wilayah yang kini menjadi Portugal dan Spanyol dari abad ke-8 hingga ke-13.
Dilansir di Middle East Eye, Selasa (7/5/2024), wilayah di bawah penguasaan Islam itu tadinya dikenal dengan nama Gharb al-Andalus, atau Andalusia. Di sana, pemerintahan Islam tak sekadar menguasai, namun juga melindungi umat-umat lain seperti kaum Kristiani dan juga Yahudi.
Namun, selama berabad-abad, warisan Islam Portugal sebagian besar dilupakan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi lantaran muncilnya kediktatoran yang berasal dari Kerajaan Kristen yang lambat laun mulai menguasai wilayah itu dan menggeser posisi pemerintahan Islam.
Pada 1496, Raja Manuel I dari Portugal mengeluarkan dekrit yang mengusir semua orang Yahudi dan Muslim dari kerajaannya. Koeksistensi dan kerja sama Andalusia pun tampaknya akan berakhir. Kediktatoran nasionalis Kristen yang memerintah Portugal dari 1933 hingga 1974 menggambarkan Muslim, yang dikenal sebagai Moor, sebagai musuh.
Sehingga setelah berakhirnya kediktatoran itu, minat baru pada periode Andalus Portugal membantu mengevaluasi kembali masa lalu Islam di negara itu. "Selama kediktatoran Kristen itu, jejak sejarah Islam dihapus,” kata Antropolog dari Universitas Lisbon Maria Cardeira da Silva.
Dia melanjutkan, pekerjaan arkeologi yang dilakukan di Mertola menantang gagasan bahwa Muslim adalah ‘yang lain’. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa sejarah mereka terbuat dari berbagai lapisan yang saling berhubungan. Dan bahwa lapisan Islam adalah bagian dari 'kita', itu termasuk dalam identitas Portugal.
Islam tak menjajah Portugal
Karya perintis arkeolog Claudio Torres membantu menyanggah mitos penjajah Muslim Arab yang secara historis digambarkan sebagai musuh. Penelitian yang dipimpin oleh Torres di Bidang Arkeologi Mertola menekankan kesinambungan di seluruh Mediterania.
Torres menekankan bahwa, bertentangan dengan kepercayaan yang dianut secara luas, Islam tiba secara bertahap di Portugal melalui perdagangan. Sehingga hadirnya Islam di negeri Cristiano Ronaldo itu tidak dipaksakan dalam pertempuran sebagaimana yang didokumentasikan oleh para sejarawan umumnya.
“Arkeologi membantu kami memusatkan perhatian pada kesinambungan, pada kontak dan interaksi antara orang-orang di kedua pantai Mediterania,” kata arkeolog Virgilio Lopes, yang telah bekerja di Mertola selama 30 tahun terakhir.
Para arkeolog di Mertola meyakini bahwa Islam menyebar di selatan Portugal melalui pelabuhannya dan bahwa Islam berkembang pesat karena perpindahan agama dan bukan sebagai hasil penaklukan dengan kekerasan.
Teori itu menunjukkan bahwa Islam datang melalui perdagangan dan perpindahan agama. Karya arkeologi yang berfokus pada kesinambungan di seluruh Mediterania membantu mempertanyakan historiografi nasionalis dominan yang menggambarkan Muslim sebagai asing.
“Arkeologi menunjukkan kepada kita bahwa orang lain lebih dekat dengan kita daripada yang kita duga. Kami memiliki masa lalu yang sama dan banyak kesamaan budaya. Kami lebih dekat ke Afrika utara daripada ke Eropa utara,” kata Lopes.