Beragam Perilaku yang Wajib Dihindari Saat Berinvestasi: Tips Cerdas Pakar Keuangan

Pakar keuangan ingatkan jangan sampai berinvestasi karena mengikuti orang lain

Pixabay
Beberapa perilaku yang perlu dihindari dalam berinvestasi khususnya investasi karena ikut-ikutan
Rep: Dian Fath Risalah Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian, investasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk mewujudkan mimpi di masa depan. Namun untuk berinvestasi dibutuhkan sebuah pemahaman untuk strategi investasi, informasi yang cukup dan terpercaya sehingga masyarakat bisa dengan mudah mencapai tujuan investasinya di masa depan.


Consumer Funding and Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Jaya mengungkapkan beberapa perilaku yang perlu dihindari dalam berinvestasi. Pertama, adalah "herding behaviour" atau perilaku "ikut-ikutan", di mana investor membuat keputusan berdasarkan apa yang dilakukan orang lain dan bukan berdasarkan analisis mendalam.

"Tapi percaya atau tidak, 95 persen masyarakat Indonesia itu suka ikut-ikutan," ujar Ivan dalam Journalist Class-Investasi 101: Membangun Masa Depan Finansial Anda di Menara Danamon Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Perilaku yang harus dihindari selanjutnya adalah "unrealistic expectation". Perlu diingat tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya dan janji return tinggi tanpa risiko sering kali merupakan indikasi penipuan.

Perilaku terakhir yang harus dihindari adalah jangan pernah melakukan investasi di luar kemampuan finansial. Gunakan hanya dana yang tidak diperuntukkan untuk kebutuhan sehari-hari karena investasi memiliki risiko dan dapat berfluktuasi, terutama dalam jangka waktu pendek. "Saya ingatkan ya, jangan pernah menggunakan pinjol," kata Ivan.

Perlu diketahui, dalam dunia investasi terdapat beragam instrumen yang dapat dipilih oleh investor. Pertama adalah aset fisik seperti emas dan properti merupakan pilihan yang tangguh karena nilai intrinsiknya yang cenderung stabil.

Di sisi lain, aset finansial menawarkan peluang melalui pasar modal, yang mencakup dua kategori utama yakni pendapatan tetap yang meliputi instrumen seperti obligasi dan sukuk, yang merupakan surat berharga yang diterbitkan sebagai bukti utang oleh penerbit obligasi kepada pemberi pinjaman. Instrumen ini menjanjikan pengembalian tetap berupa bunga selama periode tertentu. 

Kedua adalah saham yang merupakan bukti penyertaan modal dalam suatu perseroan terbatas, memberikan pemegang saham hak atas sebagian penghasilan dan aset perusahaan, serta hak untuk menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Selain itu, pasar uang juga menjadi bagian penting dari ekosistem investasi, tempat individu atau lembaga dapat meminjam atau meminjamkan dana jangka pendek. Instrumen pasar uang termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Surat Pengakuan Utang (SPU), Deposito, dan Obligasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. 

Ketiga, instrumen investasi utama yakni deposito, obligasi, dan saham masing-masing memiliki karakteristik dan tujuan investasi yang berbeda, memberikan investor pilihan untuk mendiversifikasi portofolio mereka sesuai dengan profi risiko dan tujuan finansial mereka.

Sementara itu, Reksa Dana merupakan instrumen investasi yang efektif untuk mengumpulkan dana dari para investor yang kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler