Komandan Pasukan Elite Israel Tewas di Tepi Barat

Yitav Lev Halevi terbunuh akibat perlawanan sengit pejuang Palestina di Tulkarem

AP Photo/Majdi Mohammed
Asap mengepul menyusul ledakan selama serangan militer Israel di kota Deir al-Ghusun, dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, Sabtu, 4 Mei 2024. Komandan pasukan elite Israel tewas dalam serangan itu.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Kelompok-kelompok pejuang terus melakukan perlawanan terhadap penjajahan Israel di berbagai front. Di Tepi Barat, kepolisian Israel mengumumkan tewasnya seorang komandan pasukan elite antiteror akibat disergap pejuang Palestina.

Baca Juga


Perwira tinggi polisi perbatasan itu terluka parah dalam pertempuran dengan kelompok bersenjata Palestina dalam penggerebekan di Tepi Barat pada akhir pekan lalu. Ia kemudian tewas karena luka-lukanya pada Selasa (8/5/2024).

The Times of Israel melansir, perwira yang tewas tersebut adalah Inspektur Kepala Yitav Lev Halevi (28 tahun). Ia adalah seorang komandan unit elite Yamam di Kepolisian Perbatasan Israel. Yamam adalah unit kontraterorisme tingkat 1 Israel. Unit ini, juga disebut sebagai salah satu unit kontraterorisme terbaik di dunia.

Halevi terluka dalam operasi di kota Dayr al-Ghusun, Tepi Barat, dekat Tulkarem, pada 4 Mei. Halevi dibawa ke Beilinson Medical Center di Petah Tikva, di mana dia berada dalam kondisi kritis.

“Setelah empat hari tim medis di Beilinson berjuang untuk nyawa tentara Yamam, yang tiba di rumah sakit dengan cedera kepala kritis, pagi ini para dokter tidak punya pilihan selain mengumumkan kematiannya,” kata rumah sakit tersebut.

Dalam operasi yang menewaskan Halevi, mereka mengejar lima pejuang Palestina. Tiba-tiba, mereka disergap oleh tembakan pasukan perlawanan dari salah satu bangunan. Pasukan Israel kemudian membombardir gedung itu dengan seluruh persenjataan mereka.

Buldoser lapis baja menghancurkan sebagian bangunan, menembakkan beberapa rudal yang diluncurkan dari bahu ke bangunan tersebut, dan drone Hermes 450 melakukan dua kali serangan udara. Terlepas bombardir itu, perlu waktu berjam-jam hingga pasukan Israel melumpuhkan para pejuang. Perlawanan sengit pejuang dalam operasi itulah yang kemudian membunuh Halevi.

Sebelumnya, kelompok perlawanan Palestina Brigade Tulkarem mengumumkan penargetan buldoser D9 pendudukan Israel dan membakarnya menggunakan alat peledak Ali-1. Mereka mengumumkan bahwa ini adalah pertama kalinya peledak tersebut digunakan. 

Brigade Tulkarem menerbitkan rekaman penargetan buldoser militer IDF dengan alat peledak di jalan utama kamp pengungsi Nur Shams pada 6 Mei. Menurut Brigade, bahan peledak yang digunakan adalah IED buatan lokal bernama Ali-1.

Brigade al-Quds bersama Brigade Tulkarem juga dilaporkan berhasil menghalau serangan pasukan pendudukan Israel ke pinggiran kamp pengungsi Nur Shams yang berlangsung lebih dari 24 jam.

Dalam sebuah pernyataan, Brigade mengumumkan bahwa selama konfrontasi langsung, banyak tentara pendudukan Israel dipastikan terluka dan kendaraan mereka cacat atau rusak.

Asap mengepul menyusul ledakan selama serangan militer Israel di kota Deir al-Ghusun, dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, Sabtu, 4 Mei 2024. - (AP Photo/Majdi Mohammed)

Rekaman video menunjukkan pejuang Perlawanan menembaki pasukan pendudukan di sekitar kamp, ​​​​di mana konfrontasi bersenjata terjadi. Pasukan pendudukan menyerbu Kota Tulkarem dari poros baratnya dan menuju pinggiran Shweika di utara sebelum menyerbu pinggiran kota Iktaba, di tengah konfrontasi dan baku tembak di daerah tersebut.

Media lokal melaporkan bahwa pasukan pendudukan sekali lagi menahan mantan tahanan Mahmoud Mustafa Assas (41) yang telah dibebaskan setelah menggerebek rumahnya di lingkungan perumahan karyawan di Iktaba, di mana mereka menggeledah dan merusaknya.

Pada saat yang sama, pasukan pendudukan Israel menyerbu wilayah Beit Lahm, memaksa masuk ke sejumlah rumah dan merusaknya, tapi tidak ada laporan penahanan. Unit khusus pasukan pendudukan juga menyerbu kamp pengungsi al-Amari, di selatan Kota al-Bireh, dan menahan pemuda Abd Rihan, menurut media setempat.

Pasukan Elite Israel Terpukul - (Republika)

Kekerasan di Tepi Barat, yang sudah meningkat sebelum tanggal 7 Oktober, telah meningkat seiring serangan brutal Israel ke Jalur Gaza. Tentara dan kepolisian tanpa henti merangsek kota-kota di Tepi Barat. Tak hanya itu, pemukim ilegal Israel juga terus melancarkan kekerasan terhadap warga Palestina. 

Serangan pasukan Israel ini tak jarang dihadapi para pejuang bersenjata lokal yang tergabung dalam kelompok tempatan seperti Brigade Tulkarem, Brigade Jenin, Brigade Nablus, Sarang Singa, dan lainnya. Serangan yang meningkat di Tepi Barat sejak akhir 2022 itu juga salah satu alasan para pejuang di Gaza melancarkan Operasi Topan al-Aqsa.


Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah menangkap sekitar 4.000 warga Palestina yang di seluruh Tepi Barat, termasuk lebih dari 1.700 orang yang berafiliasi dengan Hamas, kata IDF. Menurut Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina, lebih dari 490 warga Palestina di Tepi Barat telah terbunuh dalam kurun waktu tersebut. Kebanyakan dari mereka yang syahid adalah pemuda dan sebagian juga anak-anak.

Selain itu, ratusan rumah warga Palestina telah dihancurkan tentara Zionis. Hal ini turut memicu kian sempitnya wilayah Palestina di Tepi Barat. Saat ini, berbeda dengan Gaza, Tepi Barat dikelola secara administratif oleh Otoritas Palestina meski secara militer dijajah Israel.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler