Jastip Doa di Depan Ka'bah

Ada titipan doa-doa dari keluarga dan sahabat yang harus saya langitkan.

Dok Republika
Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika di Madinah Arab Saudi
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika di Makkah

Ketika masih di Tanah Air, ada banyak doa yang saya catat dan persiapkan untuk dibacakan ketika sampai di depan Ka'bah. Namun, kenyataannya tak bisa diduga. Tubuh saya seperti kerupuk tersiram air, melempem.

Baca Juga


Daftar doa-doa yang sudah tersusun rapi lenyap seketika tergilas pemandangan syahdunya Ka'bah di depan mata. Bahkan untuk mengikuti doa-doa yang dibacakan pembimbing ibadah umroh pun saya sempat tak mampu karena terpesona dan takjub dengan kemegahan Ka'bah.

Mungkin yang bisa mengalahkan nikmatnya menatap wajah ibu dan ayah adalah memandang Ka'bah di Makkah Al Mukarramah.

Udara di Masjidil Haram, Kamis, 9 Mei 2024 dini hari tidak terlalu bagus. Pembangunan yang masih berlangsung di area masjid, membuat debu-debu kecil melayang-layang di atas langit masjid. Meski begitu tetap saja Masjidil Haram menjadi tempat yang paling dirindukan umat Islam di seluruh dunia.

Saat itu hari baru saja menetas, langit Makkah masih berwarna hitam pekat tanpa banyak bintang bertaburan. Sinar rembulan bahkan tak nampak tegas, hanya temaram. Pekatnya langit di atas Ka'bah itu menemani saya dan rombongan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2024 yang menjalankan umroh wajib sebelum puncak musim haji nanti.

Saya datang ke Masjidil Haram bersama sekitar 400-an petugas. Kedatangan kami lebih awal untuk persiapan menyambut jamaah haji Indonesia yang akan terbang ke Arab Saudi secara bertahap. Kloter 1 gelombang pertama rencananya akan berangkat pada 12 Mei 2024 dan tiba di Kota Nabawi pada 13 Mei 2024 waktu Arab Saudi.

Laillahailallah....

Teriakan doa dari rombongan jamaah umroh yang baru tiba menyadarkan saya. Ada banyak permintaan maaf yang harus disampaikan ketika tawaf. Ada titipan doa-doa dari keluarga dan sahabat yang harus saya langitkan, ada banyak ampunan hendak diminta, dan tentu saja ada rangkaian ibadah haji dan umroh yang harus saya sempurnakan.

Jamaah laki-laki yang berada di tempat putaran tawaf diwajibkan memakai kain ihram. Sementara jamaah perempuan dibebaskan memakai pakaian apa pun asal menutup seluruh aurat.

Jamaah haji di Makkah, Arab Saudi, 25 Juni 2023. - (EPA-EFE/ASHRAF AMRA)

Bagi saya, umroh saat malam atau dini hari lebih mudah. Selain karena faktor cuaca, jumlah jamaah umroh yang datang tidak terlalu banyak. Rangkaian umroh yang terdiri atas tawaf, yakni mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, dilanjutkan dengan sai, yakni berjalan dari bukti Safa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali, dan diakhiri dengan tahalul. Rangkaian ibadah umroh saya selesaikan dalam cuaca yang lebih bersahabat.

Jamaah haji Indonesia melakukan ibadah Haji Tamattu karena antara umroh dan haji punya jeda yang lama. Karena datang beberapa pekan sebelum puncak haji dan tidak kuat berihram, pemerintah memilih Haji Tamattu untuk jamaah haji Indonesia dengan tidak memakai ihram setelah selesai umroh. Namun, pilihan ini membuat jamaah haji Indonesia akan dikenakan denda atau dam nusuk, yakni dengan menyembelih seekor kambing yang disembelih pada hari tasyriq atau 10 Dzulhijjah.

Tiga jam waktu yang saya perlukan untuk menyelesaikan umroh yang diakhiri proses tahalul. Sebelum kami para petugas dari Daker Madinah dan Daker Bandara harus pindah ke Madinah, saya menyempatkan waktu untuk berdoa mendekat ke dinding Kakbah.

Saya meminta apa saja.
Saya menyampaikan amanah doa yang dititipkan lewat pesan WA.
Dengan tangan memeluk dinding Ka'bah, saya berharap doa saya menggetarkan Sidratul Muntaha.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler