Ilmuwan Kembangkan Metode Baru Hitung Polusi Plastik di Sungai
Partikel plastik yang tidak terlihat ini dapat membahayakan ekologi sungai.
REPUBLIKA.CO.ID, Metode yang ada saat ini untuk menghitung polusi plastik di sungai dinilai tidak memadai dan tidak memperhitungkan pecahan plastik yang tenggelam di bawah permukaan. Partikel plastik yang tidak terlihat ini dapat tersuspensi di bawah permukaan air atau tenggelam ke dasar sungai, di mana mereka berpotensi membahayakan ekologi sungai.
Tim internasional yang terdiri dari Cardiff University, Karlsruhe Institute of Technology dan Deltares, mengatakan bahwa kekeliruan ini harus diatasi untuk menentukan tingkat polusi dasar di sungai dan menentukan keberhasilan strategi pembersihan yang sedang berlangsung.
Makalah mereka yang dipublikasikan di Water Research menjelaskan bagaimana plastik yang tidak terlihat ini bergerak di sungai dan menawarkan metode baru untuk menghitungnya. Penulis utama James Lofty, seorang peneliti PhD di Fakultas Teknik Cardiff University, mengatakan bahwa studi ini berupaya untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana polusi plastik di sungai.
"Hal ini berdampak pada kemampuan kita untuk mengukur dengan tepat berapa banyak plastik yang terkandung di sungai-sungai, menentukan titik-titik polusi plastik, dan secara signifikan membatasi efektivitas strategi pembersihan,” kata Lofty seperti dilansir laman Phys, Jumat (10/5/2024).
Tim peneliti menjatuhkan lebih dari 3.000 benda yang biasa menjadi sumber polusi plastik, seperti gelas polistiren dan pecahan lainnya, ke dalam saluran air besar yang dirancang untuk merepresentasikan kondisi sungai yang sebenarnya. Dengan menggunakan beberapa kamera, mereka melacak pergerakan sampel hingga ke tingkat akurasi milimeter.
Analisis mereka menunjukkan bahwa plastik yang tenggelam dengan berbagai bentuk dan ukuran dapat diangkut dengan berbagai cara di sungai. “Dalam penelitian ini, kami menunjukkan bagaimana plastik tenggelam dalam orientasi yang berbeda. Sebelumnya diperkirakan bahwa plastik selalu menemukan orientasi tenggelam yang stabil dan karena itu tenggelam dengan kecepatan yang konstan,” kata Lofty.
“Namun, penelitian kami menunjukkan bahwa hal ini tidak terjadi pada plastik yang terfragmentasi dan retak. Hal ini penting, karena kecepatan tenggelamnya partikel plastik sangat penting untuk memahami pengangkutannya. Temuan ini secara signifikan mengubah pemahaman kita tentang bagaimana plastik bergerak di sungai,” kata dia.
Data ini digunakan untuk mengadaptasi persamaan berbasis fisika, yang sebelumnya dikembangkan untuk sedimen, yang dapat memprediksi jumlah plastik yang bergerak di sungai dengan tingkat akurasi 10 persen. Tim tersebut mengatakan bahwa metode mereka dapat memberikan perkiraan yang lebih akurat tentang jumlah total polusi plastik di sungai.
"Ada metode yang dapat mengukur jenis polusi plastik ini dengan menggunakan kamera bawah air atau sonar. Namun metode ini tidak dapat digunakan di sungai-sungai kita. Metode kami dapat digunakan di sungai mana pun karena menggunakan persamaan yang sangat terkenal yang juga digunakan untuk sedimen,” jelas Lofty.
Tim peneliti sedang mengembangkan metode ini lebih lanjut di sungai-sungai nyata dan pada berbagai jenis plastik dalam berbagai kondisi. Mereka berencana untuk berkolaborasi dengan industri untuk membantu memberikan perkiraan yang lebih realistis tentang polusi plastik di sungai dan untuk menerapkan praktik mitigasi yang efektif.