BMKG: Pencarian Korban Banjir Lahar Hujan Sumbar Lebih Produktif Pagi Hari

Dwikorita mengatakan banjir bercampur lahar hujan susulan mungkin kembali terjadi.

ANTARA FOTO/Beni Wijaya
Foto udara kondisi jalan nasional yang putus di kawasan Silaiang, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (12/5/2024). Ruas jalan utama Padang - Bukittinggi via Padang Panjang tersebut putus akibat banjir bandang pada Sabtu (11/5) dan arus lalulintas terpaksa dialihkan ke sejumlah jalur alternatif.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PARIAMAN -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan pencarian para korban banjir lahar hujan yang hilang di Sumatra Barat (Sumbar) lebih produktif jika mulai dilakukan saat pagi hingga siang hari.

Baca Juga


"Pagi-pagi sekali hingga setidaknya pukul 14.00 WIB semua kegiatan di lapangan harus selesai, karena lebih dari itu diprakirakan cuaca akan turun hujan sedang-lebat," kata dia di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (13/5/2024).

Ia meminta rekomendasi waktu pencarian ini harus benar-benar diperhatikan oleh tim lapangan Basarnas dan TNI/Polri yang bertugas menjelajah untuk mencari korban pada wilayah sekitar lereng perbukitan. Terlebih yang beririsan langsung dengan Gunung Marapi, seperti Kabupaten Agam dan Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar.

Hal itu karena BMKG menilai saat hujan mengguyur, dikhawatirkan sisa lahar yang mengendap di Gunung Marapi akan kembali terbawa dan memicu bencana banjir susulan di wilayah itu.

Ia menyebutkan potensi banjir bercampur lahar hujan susulan itu mungkin terjadi. Dampaknya juga diperkirakan lebih besar hingga mampu menggelontorkan batu berdiameter 2-3 meter ke bawah dengan cepat karena telah tercipta pola aliran saat bencana sebelumnya, Sabtu (11/5/2024).

Kondisi ini dipertegas pula melalui hasil analisa Tim Meteorologi BMKG. Diperkirakan, hujan dengan intensitas sedang, lebat-sangat lebat di atas 130 mm/hari masih akan berlangsung setidaknya dalam satu pekan ke depan di wilayah itu.

"Analisa kami akan disampaikan setiap harinya, bahkan ada prediksi cuaca per tiga jam ke depan karena kita semua tidak ingin justru timbul korban baru," ujarnya.

Ia menyebutkan bila terdeteksi ada potensi hujan lebat maka otoritas terkait harus cepat mengambil keputusan apakah butuh dilakukan evakuasi terhadap warga dari setiap kabupaten kota terdampak yang berada di wilayah aliran itu.

Data Kantor SAR Sumatera Barat melaporkan sampai dengan Senin, pukul 13.00 WIB, tercatat 15  korban banjir lahar hujan yang hilang. Untuk Kabupaten Tanah Datar ada 12 orang korban hilang dengan identitas masing-masing; Sukmi Cai Nova, Nurbaidar, Rusdi, Nurbaini, Dahniar, Baherma, Alimudin, Rona Susansti, Adiwarman, Yusuf dan dua orang lainnya masih dalam pendataan.

Untuk Kabupaten Agam ada tiga korban hilang dengan nama masing-masing Sahar, Am, dan Halimahtusadiah warga Kecamatan Candung.

Untuk jumlah korban meninggal dunia dalam bencana ini terdata dari Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Padang Pariaman total 44 orang atau bertambah satu orang dari jumlah sebelumnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler