Update BNPB: 50 Meninggal Dunia Akibat Bencana Banjir Bandang di Sumbar

Selain 50 meninggal dunia, 27 orang hilang, 37 luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi.

EPA-EFE/GIVO ALPUTRA
Petugas membersihkan desa yang terdampak banjir bandang di Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (12/5/2024). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). menyatakan, 28 orang tewas setelah hujan lebat memicu banjir bandang dan aliran lahar dingin dari gunung Marapi yang melanda sejumlah desa di Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendorong pencarian dan pertolongan korban jiwa terdampak banjir lahar dingin dan longsor, yang menerjang enam kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Sejauh ini, korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang.

Baca Juga


"Berdasarkan laporan, korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana tersebut tercatat menjadi 50 orang, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi," jelas Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto lewat keterangannya, Selasa (14/5/2024).

Adapun rincian dengan korban meninggal dunia di antaranya Kota Padang Panjang dua orang, Kabupaten Agam 20 orang, Kabupaten Tanah Datar 19 orang, Kota Padang satu orang, Kabupaten Padang Pariaman delapan orang. Menurut dia, data tersebut akan terus berkembang seiring penanganan yang dilakukan.

"Datanya akan berkembang terus. Untuk membantu mencari yang masih hilang alat berat itu masuk harus secepat mungkin karena kan Basarnas punya golden time di 6x24 jam, kita akan tetap upayakan mencari sampai ketemu apabila ada pihak keluarga atau ahli waris yang minta tetap dicarikan ya kita harus cari," kata dia.

Dia menyampaikan, ada sejumlah langkah penanganan darurat yang diambil pada bencana itu. Di antaranya, pemulihan akses jalan darat dari daerah terdampak dengan alat berat, pembersihan material longsor, evakuasi korban, dan koordinasi dengan OPD terkait.

10 kebiasaan siaga bencana - (Republika)

 

Selain dukungan dalam aspek pencarian dan pertolongan korban terdampak, pemerintah juga mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar para masyarakat terdampak juga dapat dipenuhi dengan baik. "Kita pastikan dan tadi kita sudah berikan bantuan awal baik yang bersifat dana maupun barang kebutuhan sehari hari dan ini akan dievaluasi terus menerus sesuai perkembangan," ujar Suharyanto.

Hingga Senin sore, pengiriman bantuan logistik dan evakuasi warga masih dilakukan. Kendati masih adanya tempat dan jalur yang masih tertutup dan terisolir, Suharyanto mengatakan pengiriman bantuan dilakukan menggunakan jalur udara maupun darat dengan memakai jembatan darurat.

BNPB juga menyalurkan bantuan awal dana operasional berupa Dana Siap Pakai (DSP) kepada pemerintah daerah terdampak banjir lahar dengan jumlah total Rp 3,2 miliar. Selain itu juga diserahkan bantuan logistik berupa tenda pengungsian, tenda keluarga, sembako, makanan siap saji, hygiene kit, terpal, selimut, kasur, pompa alpon, jendet light, lampu solar panel, toilet portable, gergaji pohon, dan perlengkapan kebersihan.

Pada kunjungan kerja hari ini ke daerah tersebut, Kepala BNPB direncanakan akan bertolak ke daerah terdampak sekaligus melakukan tinjauan udara guna melihat dampak kerusakan akibat banjir lahar dan longsor yang terjadi. Adapun lokasi tinjauan di sejumlah titik di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.

"Kunjungan ini merupakan bentuk kehadiran negara untuk memastikan penanganan darurat dan pemenuhan dasar warga terdampak terpenuhi dengan baik," jelas dia.

 


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler