Amartha Dorong Kolaborasi Majukan Ekonomi Piramida Terbawah
Usaha mikro paling dominan dalam struktur usaha nasional dengan porsi 99,62 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform yang menghadirkan layanan keuangan digital inklusif untuk komunitas akar rumput, akan menyelenggarakan The 2024 Asia Grassroots Forum, Hosted by Amartha sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ulang tahun Amartha yang ke-14.
Acara ini akan dilaksanakan pada 21 dan 22 Mei 2024 mendatang di Jakarta berkolaborasi dengan lembaga partner seperti Women’s World Banking, SME Finance Forum, Accion, dan International Finance Corporation (IFC) guna mempromosikan potensi ekonomi akar rumput di Indonesia secara lebih masif.
Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, Amartha mencatatkan performa keuangan yang sehat dan kuat dengan status profitable selama tiga tahun terakhir. Untuk itu, Amartha mengajak multiple stakeholders seperti entrepreneur, investor, regulator, innovator dan MSMe (Micro, Small and Medium Enterprises) Finance Leader, untuk berkolaborasi bersama memajukan ekonomi masyarakat di piramida terbawah.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada tahun 2021, usaha mikro menjadi yang paling dominan dalam struktur UMKM nasional yang berjumlah 63,9 juta atau mengisi 99,62 persen dari total unit usaha di Indonesia. Lebih lanjut, jika dinilai berdasarkan jumlah kontribusi terhadap PDB, usaha mikro bahkan memiliki kontribusi 37,4 persen hampir sama jumlahnya dengan perusahaan berskala besar yaitu 39,5 persen pada tahun 2019.
"Peningkatan kapasitas agar usaha mikro dapat naik kelas salah satunya dapat diwujudkan dengan melakukan digitalisasi UMKM dan memperluas akses keuangan inklusif di pedesaan," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun 2014-2019, Rudiantara pada kesempatan yang sama menjelaskan, inovasi teknologi bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan yang mendesak bagi peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM. Untuk mempercepat proses ini, kebijakan yang inklusif diperlukan.
Seperti peningkatan kapabilitas digital bagi pelaku UMKM, penyediaan infrastruktur digital yang merata, kebijakan-kebijakan terkait perizinan, serta kolaborasi antar pihak, dapat mengakselerasi kemajuan ekonomi akar rumput di Indonesia, yang sudah memiliki potensi besar untuk terus bertumbuh”, kata dia.
Sementara itu, CEO of Trans Digital Lifestyle Group, Putri Tanjung menyampaikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sebesar 64,5 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Sehingga, penguatan terhadap sektor ini berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional yang lebih inklusif.
"Hal ini turut memiliki multiplier effect yang signifikan dalam penciptaan lapangan kerja baru, perbaikan gizi keluarga, peningkatan akses pendidikan bagi anak, dan lain-lain. Oleh sebab itu, forum ini diharapkan dapat menjadi permulaan dalam memajukan perempuan melalui akses keuangan inklusif," ujarnya.
Amartha sebagai pionir dan terdepan dalam berinovasi memajukan ekonomi akar rumput, sebelumnya telah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai organisasi internasional dan regional yang kredibel dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi inklusif. Melalui forum The 2024 Asia Grassroots Forum, Hosted by Amartha, diharapkan dapat menjadi katalisator dalam menyediakan platform kolaborasi bagi multiple stakeholders terhadap segmen akar rumput melalui agenda scaling impact, digitalisasi UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
“Kesuksesan penyelenggaraan forum ini tentu tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat luas. Kami percaya, bahwa mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat terealisasi jika dilakukan dengan berbagai upaya kolektif. Maka dari itu, untuk menyemarakkan forum ini kami mengajak masyarakat untuk bergabung secara virtual dengan menyaksikan langsung di akun resmi Youtube Amartha. Kami berharap forum ini akan menggerakkan banyak pihak untuk menjadikan segmen akar rumput sebagai garda depan ekonomi Indonesia”, kata Andi Taufan.