Badan Geologi Perluas Jarak Bahaya Gunung Slamet

Badan Geologi Kementerian ESDM memperluas jarak bahaya Gunung Slamet, Jateng.

Antara
Gunung Slamet. Badan Geologi Kementerian ESDM memperluas jarak bahaya Gunung Slamet, Jateng.
Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperluas jarak bahaya Gunung Slamet di Jawa Tengah (Jateng) dari sebelumnya hanya seluas dua kilometer menjadi tiga kilometer akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik.

Baca Juga


"Potensi ancaman bahaya saat ini adalah erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar yang melanda daerah di sekitar puncak dalam radius tiga kilometer," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid di Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Wafid mengungkapkan hujan abu dapat terjadi di sekitar kawah maupun melanda daerah yang ditentukan oleh arah dan kecepatan angin. Gunung Slamet merupakan gunung api strato berbentuk kerucut dengan tinggi puncaknya 3.432 meter di atas permukaan laut.

Gunung api berstatus Level II atau Waspada ini secara administratif terletak dalam lima kabupaten di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Purbalingga.

"Aktivitas vulkanik pada tahun ini umumnya didominasi oleh hembusan asap kawah dengan tinggi 50 hingga 500 meter dari atas puncak," ujar Wafid.

Pada 1-15 Mei 2024 Badan Geologi mencatat ada 943 gempa hembusan, 58 gempa vulkanik dalam, tujuh gempa tektonik jauh, dan gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5 sampai 7 milimeter (dominan 2 milimeter). 

Lebih lanjut Wafid mengatakan aktivitas kegempaan didominasi oleh gempa hembusan dan gempa tremor menerus yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di sekitar permukaan.

Pada pekan keempat September 2023 hingga 1 Oktober 2023 terjadi peningkatan jumlah gempa tektonik lokal yang diikuti oleh peningkatan amplitudo tremor.

Peningkatan amplitudo tremor menerus yang diikuti oleh kemunculan gempa tremor harmonik dalam durasi panjang pada Oktober 2023 menandai awal peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Slamet.

Menurut Wafid, peningkatan amplitudo tremor menerus tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemanasan air tanah dalam tubuh Gunung Slamet pada kedalaman dangkal.

Adapun kemunculan gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang menunjukkan peningkatan hembusan dalam tubuh Gunung Slamet.

Badan Geologi melakukan pemantauan secara visual dan instrumental Gunung Slamet dari pos pengamatan gunung api yang terletak di Desa Gambuhan, Gajah Nguling, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

"Hasil pengamatan data-data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan tekanan di bawah tubuh Gunung Slamet, yang dapat memicu munculnya gempa-gempa dangkal maupun terjadinya erupsi," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler