Jazz Gunung Slamet Digelar 11 Mei 2024, Diharapkan Jadi Daya Tarik Wisatawan

Jazz Gunung Slamet di Banyumas jadi pembuka Jazz Gunung Series 2024. 

ANTARA/Umarul Faruq
(ILUSTRASI) Penonton menyaksikan penampilan salah satu musisi jaz saat Jazz Gunung Bromo 2022.
Rep: Antara Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS — Agenda Jazz Gunung Slamet akan digelar di Wanawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Sabtu (11/5/2024). Rangkaian Jazz Gunung Series 2024 itu diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Baca Juga


Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Setia Rahendra mengatakan, agenda Jazz Gunung Slamet itu dapat memperkokoh Banyumas sebagai kabupaten kreatif, sebagaimana ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2023, dengan unggulan subsektor seni pertunjukan. “Ajang ini menjadi hal yang menggembirakan bagi kami,” ujar dia, saat konferensi pers di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (7/5/2024).

Tahun ini merupakan agenda Jazz Gunung Slamet yang kedua. Setia berharap agenda tersebut dapat berkelanjutan dan melengkapi kalender kegiatan di Banyumas, sehingga juga turut berdampak terhadap berbagai sektor, seperti pariwisata, ekonomi kreatif, perhotelan, serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Pada Mei 2024 ini, Setia mencontohkan, tingkat okupansi hotel mengalami peningkatan, khususnya di wilayah Purwokerto. Ia menilai, meningkatnya okupansi hotel itu seiring banyaknya kegiatan regional dan nasional di Kabupaten Banyumas pada bulan ini.

“Berdasarkan laporan dari PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Banyumas, okupansi hotel pada bulan Mei meningkat 35 persen dari sebelumnya," kata Setia.

Agenda pembuka

Direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indyatmono, mengatakan, Jazz Gunung Slamet menjadi pembuka rangkaian Jazz Gunung Series 2024. Menyusul kemudian Jazz Gunung Bromo (Juli), Jazz Gunung Ijen (Agustus), dan Jazz Gunung Burangrang (September). Menurut dia, Jazz Gunung Slamet dipilih sebagai pembuka karena merupakan yang termuda. Di mana Jazz Gunung Slamet pertama digelar pada Oktober 2023. 

“Tahun kedua itu belum optimal, kalau dibandingkan dengan Jazz Gunung Bromo yang tahun ini memasuki tahun ke-16. Jadi, kami ingin introduction-nya kami lakukan di Banyumas ini,” kata Bagas.

Selain itu, Bagas mengatakan, dukungan dari Banyumas juga cukup baik dan paling siap, sehingga Jazz Gunung Slamet dijadikan sebagai agenda pembuka. “Hadirnya event ini juga diharapkan mampu mendorong perekonomian dan pariwisata Banyumas, serta berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran masyarakat untuk merawat keindahan alamnya,” kata dia.

Bagas mengatakan, selama acara berlangsung, pihaknya berkomitmen untuk menyuarakan kegiatan yang ramah lingkungan, di antaranya dengan mengarahkan pengunjung untuk tidak meninggalkan sampah di area pertunjukan. 

Menurut Bagas, pengunjung akan menyaksikan apa yang telah diciptakan Jazz Gunung sejak awal dalam komitmen terhadap keberlanjutan acara (sustainability event). “Kami konsisten dan berkomitmen menggunakan elemen-elemen yang ramah lingkungan sebagai properti di ajang Jazz Gunung Series. Misalnya, menggunakan bantal duduk dari hasil daur ulang dan menggunakan instalasi bambu untuk dekorasi panggung,” kata dia.

Bagas mengatakan, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan langkah-langkah untuk mengurangi dampak lingkungan perlu diimplementasikan secara luas untuk mencapai tujuan keberlanjutan acara.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler