Jangan Buka Jendela, Kualitas Udara Jakarta tidak Sehat Pagi Ini

Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara keempat terburuk di dunia pagi ini.

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023). Jakarta jadi kota dengan kualitas udara terburuk keempat di dunia pada Sabtu (18/5/2024).
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di DKI Jakarta pada Sabtu pagi berada dalam kategori tidak sehat berdasarkan data yang dikeluarkan oleh situs pemantau kualitas udara IQAir. Berdasarkan pantauan pada Sabtu (18/5/2024) pukul 05.30 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 180, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 19,4 mikrogram per meter kubik.

Konsentrasi tersebut setara 97 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut pun mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat keempat terburuk di dunia.

Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Sabtu adalah Baghdad (Irak) di angka 271, Kinshasa (Kongo) di angka 254, dan Delhi (India) di angka 244. Selain Jakarta, situs pemantau kualitas udara tersebut juga mencatat sejumlah kota besar lain di Indonesia masuk dalam kategori tidak sehat, di antaranya Tangerang Selatan (Banten) di angka 178 dan Surabaya (Jawa Timur) di angka 167.

Masyarakat pun direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan mengenakan masker saat di luar. Selain itu, tutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedang hingga tidak sehat.

Dari lima lokasi yang masuk dalam pemantauan, dua di antaranya tidak sehat dengan angka 104 dan 105, yaitu di Lubang Buaya dan Kelapa Gading. Lalu, tiga lainnya, yaitu masuk kategori sedang seperti di Kebon Jeruk dengan indeks di angka 98, Bundaran HI 93, dan Jagakarsa 74.

Baca Juga


Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif. Sementara untuk kategori tidak sehat ,yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan Jakarta mulai memasuki musim kemarau pada Mei dan diprediksi mencapai puncaknya pada Juni 2024. Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi kembali dilanda polusi udara.

Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert Nahas mengatakan fenomena iklim global berupa El Nino, La Nina, dan Dipole Mode Positif/Negatif turut memengaruhi partikel polutan di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Albert mengungkapkan La Nina memengaruhi konsentrasi PM2,5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi Timur dan Barat berdasarkan respons PM2.5 terhadap La Nina. Salah satu dampaknya, konsentrasi PM2,5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler