'Masalah Serius' di Helikopter yang Ditumpangi Raisi Menurut Menteri Transportasi Turki
Pemerintah Turki meluncurkan drone Akinci membantu pencarian helikopter Bell 212.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Andri Saubani, Lintar Satria
Menteri Transportasi Turki, Abdulkadir Uraloglu pada Senin (20/5/2024) mengungkapkan, bahwa malfungsi atau kegagalan sistem sinyal kemungkinan menjadi penyebab kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi. Raisi tewas seusai helikopter Bell 212 buatan Amerika Serikat (AS) jatuh di Azerbaijan Timur, Iran, pada Ahad (19/5/2024).
"Kami menemukan bahwa terjadi malfungsi atau helikopter tidak dilengkapi sistem sinyal di helikopter," kata Uraloglu dikutip Shafaq News.
Uraloglu menambahkan, jika sistem sinyal di helikopter yang ditumpangi Raisi berfungsi dengan baik, sinyal itu pastinya akan terdeteksi oleh pihak kementeriannya. Namun, pihak Turki tidak menerima sinyal apa pun dari helikopter nahas itu.
Diketahui, Pemerintah Turki meluncurkan drone Akinci membantu proses pencarian lokasi jatuhnya helikopter. Pada Ahad sore, Akinci berhasil menetapkan titik lokasi serpihan helikopter Bell 212 di Barat laut Iran. Helikopter itu hilang dari radar pada Ahad siang saat terbang di daerah pegunungan dengan cuaca hujan dan kabut lebat.
Raisi, Menlu Hossein Amir-Abdollahian dan tujuh lainnya ditemukan tewas setelah beberapa jam operasi pencarian. Kecelakaan terjadi seusai Raisi dan rombongan menghadiri peresmian dam bersama pemerintah Azerbaijan di perbatasan, di mana Raisi bertemu dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Pada Senin (20/5/2024), Pemerintah Republik Islam Iran mengumumkan lima hari berkabung secara nasional. Banner raksasa hitam terbentang di atas Masjid Imam Reza di Mashhad dan Masjid Fatima Masumeh di Qom, dua tempat yang dianggap paling suci di Iran.
Kepada CNN, pengamat militer Cedric Leighton mengatakan, sulitnya Iran mendapatkan suku cadang turut menjadi penyebab kecelakaan. Leighton yang merupakan pensiunan kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengatakan Bell 212 awalnya diproduksi di AS kemudian diproduksi di Kanada.
"Helikopter itu pertama kali diperkenal di akhir masa kekuasaan Shah pada tahun 1976 dalam bentuk komersial dan sudah beroperasi sebelum beroperasi di militer AS," kata Leighton, Senin (20/5/2024).
"Jadi sebenarnya awal dari jenis helikopter khusus ini mungkin paling awal pada akhir tahun 1960-an," tambahnya.
"Jadi kemungkinan suku cadang jelas menjadi masalah bagi Iran."
Menurut Leighton, dalam kasus ini masalah khusus cadang, sanksi-sanksi Barat terhadap program nuklir Iran dan cuaca yang sangat buruk beberapa hari terakhir di wilayah barat laut Iran berperan dalam kecelakaan helikopter Raisi dan rombongan.
"Semua itu, menurut saya, berkontribusi pada serangkaian insiden dan serangkaian keputusan yang dibuat oleh pilot dan bahkan mungkin presiden sendiri ketika harus menerbangkan pesawat ini… Dan sayangnya bagi mereka, akibatnya adalah kecelakaan ini,” kata Leighton.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memberikan komentar mengenai jatuhnya helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian. Ia mengatakan sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) memperburuk keselamatan penerbangan.
Media Iran melaporkan gambar-gambar dari lokasi kecelakaan menunjukkan helikopter produksi AS Bell 212 yang Raisi dan rombongannya tumpangi menabrak puncak gunung. Tetapi, belum ada pernyataan resmi mengenai penyebab kecelakaan tersebut.
Selama pemerintahan Shah sebelum revolusi 1979, Iran membeli banyak helikopter jenis Bell. Tapi tidak diketahui asal dari helikopter yang jatuh. Sanksi puluhan tahun menyulitkan Iran membeli suku cadang atau memperbaharui armada terbangnya.
“Amerika menyangkal hal ini, tetapi kenyataannya adalah negara-negara lain yang dijatuhi sanksi Amerika Serikat tidak menerima suku cadang untuk peralatan Amerika, termasuk penerbangan,” kata Lavrov dikutip Reuters, tentang kecelakaan itu, Selasa (21/5/2024).
“Kita berbicara tentang kesengajaan untuk melukai warga biasa yang menggunakan kendaraan-kendaraan ini, dan ketika suku cadang tidak tersedia, hal ini secara langsung berkaitan dengan penurunan tingkat keselamatan,” tambahnya.
Dikutip dari BBC penyebab kecelakaan helikopter Raisi belum diketahui. Pejabat pemerintah Iran mengatakan helikopter itu terpaksa melakukan pendaratan keras karena "kondisi cuaca buruk dan kabut di lokasi."
Media pemerintah Iran melaporkan kepala staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri memerintahkan "komite pejabat tinggi" untuk menggelar penyelidikan. Delegasi itu memberikan laporan dari lokasi kecelakaan di sebelah utara Provinsi Azerbaijan Timur.
Media pemerintah Iran dan Rusia melaporkan Rusia menawarkan bantuan untuk penyelidikan tersebut. Sementara itu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan AS tidak memiliki "informasi mengenai penyebab kecelakaan."
In Picture: Penampakan Helikopter Yang Ditumpangi Presiden Iran Sebelum Pendaratan Darurat