Dua Golongan Umat Muslim yang Tidak akan Dapat Syafaat Nabi Muhammad
Nabi Muhammad tak beri syafaat untuk dua golongan umat Muslim ini.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada beberapa faktor utama yang dapat menghalangi seseorang dari mendapatkan syafa'at di Hari Kiamat. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW menyebut dua golongan dari umat Muslim yang tidak akan memperoleh syafaat beliau SAW.
Berikut ini bunyi haditsnya:
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: صنفان من أمتي لن تنالهما شفاعتي: إمام ظلوم، وكل غالٍ مارق
Diriwayatkan dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua macam umatnya yang tidak akan mendapatkan syafaat dariku, yaitu pemimpin yang zalim, dan orang yang bersikap berlebih-lebihan (dalam beragama)." (HR Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir)
Hadits tersebut memberikan sebuah pesan, prinsip dasar seorang pemimpin adalah menjaga hak-hak rakyatnya. Ini karena pemimpin merupakan penerus untuk menegakkan hukum Allah SWT dalam berbagai bentuk, misalnya melalui peraturan perundang-undangan.
Hadits Abu Hurairah menyebutkan, bahwa pemimpin yang adil itu termasuk tujuh orang yang akan diberikan keteduhan pada Hari Kiamat kelak. Rasulullah SAW bersabda, "Tujuh orang akan dinaungi Allah SWT pada Hari Kiamat di bawah bayang-bayang-Nya, (sebab) pada hari itu tidak ada bayangan kecuali bayangan-Nya." (HR Bukhari)
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, terdapat riwayat dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ: إِمامٌ عادِلٌ، وشابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّه تَعالى، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ في المَسَاجِدِ، وَرَجُلانِ تَحَابَّا في اللَّه: اجتَمَعا عَلَيهِ، وتَفَرَّقَا عَلَيهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخافُ اللَّه، ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فأَخْفَاها، حتَّى لا تَعْلَمَ شِمالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينهُ، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
"Ada tujuh golongan manusia yang nanti akan dinaungi Allah dalam naungan ‘Arsy-Nya pada hari yang tiada naungan selain naungan Allah, yaitu: Pertama, pemimpin yang adil dan jujur.
Kedua, seorang laki-laki yang diajak berselingkuh oleh seorang perempuan cantik dan berpangkat, lalu dia mengatakan 'aku takut kepada Allah rabbal 'alamin'. Ketiga, seseorang yang hatinya tertambat di masjid-masjid.
Keempat, seseorang yang mempelajari Alquran sejak muda dan terus dibacanya sampai tua. Kelima, seseorang yang merahasiakan sedekahnya sehingga apa yang diberikan oleh tangan kanannya tidak diketahui oleh tangan kirinya.
Keenam, seseorang yang ingat kepada Allah (berdzikir) di tengah-tengah orang banyak sambil melelehkan air matanya karena takut kepada Allah SWT. Ketujuh, dua orang yang masing-masing bermaksud menjalin persaudaraan karena Allah, lalu berpisah juga dalam keadaan demikian." (Muttafaqun 'alaih)
Aisyah RA meriwayatkan bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah SAW mengucapkan doa di rumahnya. Beliau SAW berdoa sebagaimana berikut ini:
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِن أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِن أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ
"Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan untuk mengurusi umatku lalu dia mempersulit mereka, maka persulit jugalah dia. Dan siapa yang menjabat suatu jabatan untuk mengurusi umatku lalu dia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia." (HR. Muslim)
Sumber:
https://www.alukah.net/sharia/1061/53771/