BNPB akan Ledakkan Batuan Material Sisa Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Masih terdapat titik batuan besar yang berpotensi menjadi ancaman bagi masyarakat.

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Operator mengoperasikan alat berat saat pengerjaan normalisasi sungai di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024). Kementerian PUPR melakukan normalisasi sungai di wilayah aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi itu pascabanjir bandang lahar dingin.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam waktu dekat berencana meledakkan (demolish) batuan besar atau sisa-sisa material Gunung Marapi setelah banjir lahar dingin yang terjadi pada 11 Mei 2024.

"Dari pemantauan udara masih banyak batuan-batuan besar berdiameter lebih dari dua meter dengan berat mencapai ratusan kilogram, dan berserakan sehingga harus diledakkan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Sabtu (25/5/2024).

Abdul Muhari menyampaikan demolish diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di bagian hulu sungai, maka material batuan tadi tidak menyumbat aliran air. Berdasarkan hasil survei udara yang dilakukan BNPB menunjukkan masih terdapat titik-titik batuan besar yang berpotensi menjadi ancaman bagi masyarakat jika tidak segera ditangani.

Ia mengatakan salah satu titik rawan yang akan dilakukan peledakan ialah 'batu tasangkuik' yang berada di Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam. Sekretaris Daerah Kabupaten Agam Edi Busti mengatakan masyarakat setempat setuju terkait rencana peledakan batuan besar tersebut demi kepentingan bersama.

"Peledakan batuan sisa material Gunung Marapi ini rencananya dilaksanakan minggu depan," ujar dia.

BNPB bersama Pemerintah Kabupaten Agam dan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar telah menyurvei sejumlah lokasi-lokasi yang terdampak banjir lahar dingin lewat pantauan udara.

Untuk Kabupaten Tanah Datar, survei udara dilakukan di wilayah hulu Batang Bengkawas, Batang Malana, Batang Kadurang hingga Batang Siritrit di lereng Gunung Marapi dan Gunung Singalang. Namun, pemantauan udara menggunakan helikopter tersebut belum berhasil mencapai kawasan puncak Gunung Marapi karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Sementara di Kabupaten Agam, tim observasi memantau sumber terjadinya banjir bandang yang dimulai dari hulu hingga ke hilir lokasi terdampak bencana. Lokasi yang disurvei, yakni Batang Katiak, Batang Kepala Koto di wilayah Gunung Marapi, dan satu titik di wilayah Gunung Singgalang yaitu Batang Galodo.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler