Kejamnya Israel Menyerang Kamp Pengungsian yang Ditetapkan Sebagai Zona Aman
Serangan udara Israel ke tenda-tenda pengungsi memicu kecaman dari seluruh dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tank-tank Israel menembak kamp tenda pengungsi di daerah evakuasi di Rafah. Pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan serangan itu menewaskan 21 orang. Tank-tank Israel bergerak maju ke jantung kota di selatan Jalur Gaza itu sejak pengeboman sebelumnya.
Pada Ahad (26/5/2024) serangan udara Israel ke tenda-tenda pengungsi memicu kecaman dari seluruh dunia. Badan layanan darurat Gaza mengatakan empat tembakan tank menghantam klaster tenda-tenda pengungsi di Al-Mawasi, jalur pesisir yang Israel tetapkan sebagai daerah aman.
Menurut petugas medis, setidaknya 12 korban jiwa merupakan perempuan. "Sampai saat ini kami tidak mengetahui insiden itu," kata juru bicara militer Israel, Selasa (28/5/2024).
Saksi mata mengatakan tank-tank dan kendaraan lapis baja yang dilengkapi senapan mesin Israel terlihat di dekat Masjid Al-Awda. Militer Israel mengatakan pasukannya melanjutkan operasi di daerah Rafah, tanpa memberikan komentar mengenai pergerakan tank-tank dan kendaraan tempur.
Masyarakat internasional mengecam serangan Israel ke Rafah yang sudah berlangsung tiga pekan. Terutama serangan udara yang mengakibatkan kebakaran dan menewaskan 45 orang pada akhir pekan lalu. Israel mengeklaim mereka mengincar dua petinggi Hamas dan tidak berniat melukai warga sipil.
Pemimpin-pemimpin dunia menyuarakan kengerian kebakaran di daerah yang ditetapkan sebagai "zona humanitarian" di Rafah. Serangan itu mengakibatkan pengungsi yang sudah berkali-kali berpindah tempat tinggal sementara karena serangan Israel tidak lagi memiliki tempat untuk berlindung.
Pada bulan ini Mahkamah Internasional sudah meminta Israel menghentikan serangannya ke Rafah. Militer Israel mengatakan mereka menyelidiki kemungkinan adanya gudang amunisi di dekat target serangan Ahad lalu yang menyebabkan kebakaran.
Israel menyerang Al-Mawasi yang mereka tetapkan sebagai perluasan zona kemanusiaan. Saat mereka memaksa pengungsi evakuasi dari Rafah pada awal Mei lalu.
Dalam langkah untuk meredakan kekerasan Spanyol, Irlandia, dan Norwegia resmi mengakui negara Palestina. Langkah ini memperdalam isolasi Israel di panggung internasional.
Tiga negara itu mengatakan mereka berharap langkah tersebut dapat mempercepat kesepakatan gencatan senjata perang Israel di Gaza yang memasuki bulan ke delapan.
Warga pemukiman yang menjadi....
Warga permukiman Tel Al-Sultan yang menjadi target serangan udara Israel akhir pekan lalu mengatakan mengatakan serangan digelar saat mereka hendak tidur. Mereka menambahkan Israel masih membombardir pemukiman tersebut.
"Peluru-peluru tank berjatuhan di mana-mana di Tel Al-Sultan, banyak keluarga yang meninggalkan rumah mereka di barat Rafah karena ditembaki sepanjang malam," kata salah satu warga melalui aplikasi kirim pesan.
Badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) mengatakan sekitar satu juta orang yang sebagian besar berkali-kali berpindah tempat selama perang, sudah meninggalkan Rafah sejak Israel mulai menyerang kota itu pada awal Mei lalu.
Sebuah video menunjukkan keluarga-keluarga yang terpaksa mengungsi membawa barang-barang mereka melalui jalanan Rafah yang hancur. Sementara anak-anak mereka yang kelelahan membuntuti di belakang.
“Ada banyak serangan, asap dan debu. Ini adalah kematian dari Tuhan... Orang-orang (Israel) menyerang di mana-mana. Kami lelah,” kata Moayad Fusaifas, sambil mendorong barang-barang di atas dua sepeda.
Stasiun televisi Mesir, Al-Qahera mengutip seorang pejabat Mesir yang mengatakan Mesir, Qatar dan Amerika Serikat mencoba menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditawan Hamas. Namun upaya tersebut terhambat serangan Israel ke Rafah.