Di Sini Dulu Nabi Muhammad Dilahirkan, Sekarang Jadi Perpustakaan

Di tempat tersebut dulu juga pernah dibangun sebuah masjid oleh Al-Khaizuran.

Republika/Muhyiddin
Bangunan warna kuning ini merupakan salah satu jejak Rasulullah di kawasan Masjidil Haram. Di bangunan inilah Rasulullah lahir.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Muhyiddin dari Makkah, Arab Saudi

MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia sudah banyak yang bergeser ke Makkah, baik dari Jeddah maupun dari Madinah. Hingga Kamis (29/5/2024) hari ini, sudah ada 100 ribu lebih jamaah yang berada di Tanah Suci Makkah.

Sambil menunggu rangkaian ibadah puncak haji yang diperkirakan akan dimulai pada 15 Juni 2024, jamaah haji Indonesia pun banyak yang pergi ke Masjidil Haram untuk beribadah.

Untuk ke Masjidil Haram, mereka menggunakan ratusan bus shalawat yang telah disiapkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Kendati demikian, jamaah yang sudah lanjut usia atau jamaah Risiko Tinggi (Risti) tidak disarankan untuk banyak beribadah di Masjidil Haram.

Jika ke Masjidil Haram, jamaah Indonesia dapat memperbanyak ibadah serta merenungkan sejarah Islam. Tidak hanya itu, jamaah haji juga bisa mengetahui jejak Rasulullah SAW. Karena, di kawasan masjid inilah Nabi Muhammad dilahirkan.

Pada Rabu (22/5/2024) dini hari, Republika.co.id sempat menyusuri kawasan Masjidil Haram. Saat keluar dari tempat sai, tampak sebuah bangunan berwarna kuning. Di situlah dulu Rasulullah dilahirkan.

"Di gedung itu katanya Rasulullah dilahirkan, sekarang jadi perpustakaan," ujar salah satu Petugas Haji Indonesia yang bertugas di Sektor Khusus Masjidil Haram, Mayor Arh Fredy Jaguar.

Baca Juga


Baca di halaman selanjutnya...

Sejam sebelum waktu Subuh, gedung berlantai dua ini tampak terang di sinari lampu-lampu yang berada di kawasan Masjidil Haram. Namun, tidak ada seorang pun yang berada di dekat bangunan itu. Di lantai dua, setidaknya ada 16 jendela yang terpasang.

Di atas pintu masuk bangunan ini terdapat tulisan Arab, Maktabah Makkah Al Mukarramah (Perpustakaan Makkah Al Mukarramah). Sementara, di depan gedung itu terdapat sekat-sekat jalan yang banyak dilalui jamaah yang baru keluar dari dalam masjid.  

Gedung berukuran sekitar 10-18 meter ini tidak dirawat layaknya situs-situs bersejarah yang ada di Indonesia. Jamaah juga tidak bisa masuk ke perpustakaan ini karena selalu terkunci. Konon, pemerintah Arab khawatir jika rumah ini dibangun rapi akan dikultuskan oleh jamaah.

Hal ini dipertegas dengan sebuah spanduk yang berisi tulisan dalam bahasa Inggris, Arab, dan juga Urdu. Jika diartikan, tulisan itu berbunyi 'Mengunjungi perpustakaan ini untuk menyembah atau mengultuskan tidak diizinkan oleh syariah. Karena, tidak ada dalil yang membuktikannya'.

Menurut buku sirah nabawiah, tempat kelahiran Nabi dulunya dikenal dengan lembah Abu Thalib. Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, rumah ini ditinggali oleh Aqil bin Abi Thalib yang kemudian didiami oleh anak turunannya.

Baca di halaman selanjutnya...

Selanjutnya rumah itu dibeli oleh Khizran, istri Harun. Seiring berjalannya waktu, tempat kelahiran Rasulullah ini kini telah diubah menjadi perpustakaan umum.

Namun, tak semua orang bebas masuk. Hal ini untuk menghindari kemungkinan adanya kerusakan pada koleksi buku yang tersimpan di dalamnya.

Sejarah mencatat, di tempat tersebut dulu juga pernah dibangun sebuah masjid oleh Al-Khaizuran, ibu dari khalifah Harun Al Rasyid pada Dinasti Abbasiah. Lantas dihancurkan dan dijadikan perpustakaan umum oleh Syaikh Abbas Qatthan pada 1370 H/1950.

Pada musim haji tahun ini, jamaah pun dapat berfoto-foto di tempat kelahiran Nabi itu. Beberapa petugas haji Indonesia yang tengah bersiap untuk menyambut kedatangan jamaah haji dari Madinah juga tampak melakukan swafoto di depan tempat bersejarah itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler