Jumlah Tentara Israel yang Cacat di Gaza Melonjak
Sebanyak 8.298 tentara Israel diklasifikasikan sebagai penyandang cacat.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Serangan brutal yang dilakukan pasukan penjajahan Israel (IDF) harus dibayar mahal pasukan penjajahan tersebut. Belakangan terungkap, jumlah tentara IDF yang cacat akibat perang melawan pejuang Palestina di Jalur Gaza melonjak tajam.
Channel 12 Israel mengungkapkan bahwa 20.000 tentara pendudukan telah terluka di Gaza sejak 7 Oktober. Dari jumlah itu, 8.298 orang diklasifikasikan sebagai penyandang cacat.
Jumlah ini melonjak tajam dibandingkan angka yang tercatat pada Januari lalu. Kala itu, situs berita Ibrani, Walla, mengungkapkan dalam laporannya bahwa sebanyak 4.000 tentara Israel telah mengalami kecacatan sejak pecahnya perang melawan pejuang Palestina di Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Walaupun media Israel dan catatan resmi rumah sakit telah mengungkapkan sejumlah besar korban luka di kalangan tentara Israel, menurut Almayadeen militer penjajah telah berusaha menyembunyikan kerugian yang diderita sebagai bagian dari kebijakan sensornya dengan tidak mengakui jumlah kerugian sebenarnya.
Ketika Pertempuran Banjir Al-Aqsa berlanjut pada hari ke-239, total korban tewas dan cedera di kalangan tentara Israel terus meningkat, khususnya karena 14 tentara pendudukan terluka selama 24 jam terakhir selama konfrontasi di Gaza.
Berdasarkan klausul “izin untuk mempublikasikan”, militer pendudukan mengungkapkan bahwa 3.657 tentara Israel telah terluka sejak 7 Oktober, 1.843 diantaranya menderita luka-luka sejak invasi darat ke Gaza.
Pada Januari, tentara pendudukan Israel mengumumkan bahwa mereka memperkirakan akan menerima hingga 20.000 klaim disabilitas yang diajukan oleh tentara akibat cedera yang diderita selama perang Gaza pada akhir tahun 2024, situs web Israel Calcalist melaporkan.
Menurut laporan tersebut, Kementerian Keamanan Israel telah mengontrak perusahaan eksternal untuk mempelajari kasus cedera tentara selama operasi militer dan perang sebelumnya untuk memperkirakan jumlah tentara yang “akan diakui sebagai penyandang cacat dan ditampung di departemen rehabilitasi tentara pada tahun 2024.”
Perang di Gaza terbukti sangat merugikan sumber daya manusia bagi entitas pendudukan karena sengitnya Perlawanan Palestina dan kecanggihan operasionalnya, yang digambarkan oleh pejabat tinggi militer dan politik Israel sebagai hal yang “tidak diantisipasi” dan “mengejutkan.”
Hal ini membuat tentara Israel bergulat dengan dampak yang tidak terduga, terutama mengenai cedera parah yang dialami tentaranya, termasuk cacat dan amputasi, serta kelainan bentuk dan luka bakar di berbagai bagian tubuh mereka. Cedera ini mengakibatkan kerugian besar bagi pemerintah Israel.
Pada Sabtu, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menerbitkan video operasi penangkapan tentara Israel di wilayah Jabalia di Jalur Gaza utara pada 25 Mei. Video tersebut menunjukkan sebuah drone mata-mata Israel memasuki salah satu terowongan, namun gagal mendeteksi pejuang Palestina di dalamnya, kata pernyataan al-Qassam dikutip Aljazirah Arabia.
Setelah drone meninggalkan terowongan, para pejuang maju ke lokasi penyergapan dan bentrok dengan pasukan Israel dari jarak nol, menewaskan dua anggotanya dan meledakkan lubang terowongan.
Pasukan Israel mengira para pejuang telah mundur dari terowongan setelah operasi, jadi mereka menggali di sekitarnya, mencapai jalurnya, dan kemudian mendorong pasukan pendukung ke dalamnya.
Namun para pejuang al-Qassam bersembunyi di tempat lain di dalam terowongan dan menanam bom yang disamarkan, dan ketika pasukan pendukung Israel melewati lokasi salah satu bom, pejuang Palestina langsung menyergap.
Setelah bentrokan, para pejuang al-Qassam meledakkan terowongan tersebut, menyebabkan pasukan Israel tewas, terluka, dan ditangkap, serta menyita peralatan militernya, sebelum mundur dari tempat tersebut.
Al-Qassam juga menerbitkan gambar seorang tentara Israel yang terbunuh dalam operasi tersebut. Mereka juga menerbitkan gambar-gambar dari beberapa peralatan dan senjata yang menurut mereka diperoleh para pejuangnya selama operasi tersebut.
Video tersebut tidak mengungkap identitas tentara yang tewas tersebut, namun Al-Qassam mengirimkan pesan kepada tentara pendudukan yang berbunyi, “Anda mengetahui identitasnya dengan baik… Mengapa Anda berbohong kepada publik?”
Brigade tersebut bertanya, "Apakah dia salah satu tentara bayaran yang belum Anda umumkan sejak 7 Oktober lalu?”.