Murur di Muzdalifah Dinilai Sukses, Tak Banyak Jamaah Sakit di Pos Kesehatan

Tidak banyak jamaah yang sakit di pos kesehatan

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas kesehatan menyiapkan tabung oksigen di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Makkah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2024). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyiapkan empat tim tenaga kesehatan yang akan bertugas melayani jemaah saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mempersiapkan safari wukuf bagi jamaah haji yang sakit dirawat di KKHI.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Karta Raharja Ucu, Jurnalis Republika dari Makkah

Baca Juga


MINA — Kebijakan murur di Muzdalifah pada puncak musim haji yang diberikan untuk jamaah lansia, distabilitas, risiko tinggi, dan sakit, yang diterapkan pemerintah pada musim haji 2024 dinilai sukses membuat jamaah tidak terlalu kelelahan. Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo, dampak murur sangat luar biasa baik untuk jamaah.

"Murur dampaknya luar biasa, sehingga dengan Murur itu indikatornya kalau kita secara logika saja, di pos kesehatan Mina juga nggak begitu banyak yang sakit," ujar Liliek saat meninjau pos kesehatan di jalur Jamarat, Mina, Mekkah, Selasa (18/6/2024) dini hari Waktu Arab Saudi.

Murur adalah kebijakan yang diambil pemerintah mengingat banyaknya jamaah lansia dan berisiko tinggi pada 2024. Murur adalah mabit atau bermalam di Muzdalifah dengan cara melintas setelah menjalani wukuf di Arafah.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Ri Liliek Marhaendro Susilo menjadi keynote speaker di acara pelantikan pengurus pusat Perdokhi periode 2023-2026 di Auditorium RS Yarsi, Jakarta Pusat, Ahad (5/2/2023). - (Republika/Mabruroh)

Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan). Setelah itu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

Skema ini baru pertama kali diterapkan bagi jamaah Indonesia. Sekitar 55 ribu jamaah kategori Lansia, Risti, dan disabilitas ikut dalam skema ini dan dampaknya mengurangi kepadatan di Muzdalifah.

Apalagi menurut Liliek, pergeseran jamaah dari Muzdalifah ke Mina tidak mengalami hambatan seperti tahun lalu di mana jalur lintasan macet. "Murur itu juga bagus sekali karena sekian waktu proses pemindahan jamaah dari Muzdalifah ke Mina yang tahun kemarin menimbulkan banyak masalah karena adanya kemacetan itu bisa dihindarkan," katanya.

Di samping itu, skema Murur membuat jamaah lansia, risti, dan dan disabilitas memiliki waktu yang panjang untuk beristirahat. "Ini juga sebenarnya antisipasi untuk menghindarkan jamaah kita mengalami sakit atau mungkin kelelahan yang lebih di cuaca yang seperti ini," kata dia. 

Semua jamaah diberangkatkan sebelum matahari terik..

Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa pergerakan jamaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan sukses dan lancar. Seluruh jamaah haji Indonesia sudah berhasil diberangkatkan ke Mina hingga pukul 07.37 Waktu Arab Saudi, sebelum terik matahari.

"Alhamdulillah, pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan lancar. Pada jam 07.37 WAS, seluruh jamaah sudah diberangkatkan dari Muzdalifah menuju Mina, pagi yang cerah dan belum terlalu panas. Ini patut kita syukuri karena jamaah tidak kepanasan di Muzdalifah, sepeti pada musim haji tahun lalu,” kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Dirjen PHU) Kemenag, Hilman Latief di Makkah, Senin (17/6/2024).

Penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M diwarnai dengan keterlambatan pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina. Saat itu, pemberangkatan jamaah dari Muzdalifah berlangsung hingga 13.30 WAS. Hal ini memberi pelajaran berharga tentang pentingnya ikhtiar dalam mempercepat proses pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina.

Infografis Rencana Perjalanan Jamaah Haji Indonesia 2024 - (Republika.co.id)

Hilman mengatakan, sukses pergerakan jamaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina menjadi concern Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Sejak awal, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga sudah meminta PPIH untuk melakukan langkah antisipasi dini.

Menurutnya, setidaknya ada tiga ikhtiar yang dilakukan PPIH, yaitu penerapan skema murur, penguatan koordinasi lintas pihak, serta penyiapan kesiagaan petugas haji.

“Antisipasi keterlambatan pergerakan jamaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina terus kita ikhtiar. Alhamdulillah, kemarin berjalan sukses dan berhasil,” ujar Hilman.

Hilman sampaikan terima kasih kepada seluruh petugas yang disiplin melakukan tugas di pos nya masing-masing dengan segala dinamika dan situasi yang dihadapi di lokasi. Namun, tugas PPIH belum selesai. Semua petugas harus memastikan layanan di Mina agar sesuai dengan yang direncanakan. Ini menuntut kedisiplinan dan koordinasi petugas.

Bagaimana pelaksanaan murur?...


Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

“Skema murur diterapkan sebagai ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jamaah haji atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah. Jamaah cukup melintas di Muzdalifah dan langsung ke Mina,” kata Hilman.

Dijelaskan Hilman, area yang diperuntukkan bagi jamaah haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi (m2). Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jamaah haji Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara ada sekitar 27.000 jamaah haji Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid. Sehingga, setiap jamaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat (space) sekitar 0,45 m2 di Muzdalifah.

Sementara tahun 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati jamaah haji Indonesia. Sehingga, 213.320 jamaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah. Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat (space) di Muzdalifah seluas 20.000 m2. Sehingga, ruang yang tersedia untuk setiap jamaah hanya 0,29 m2.

"Tempat atau space di Muzdalifah menjadi semakin sempit dan ini berpotensi kepadatan luar biasa yang jika dibiarkan akan dapat membahayakan jamaah. Sebab itulah kita terapkan skema murur saat mabit di Muzdalifah,” ujar Hilman.

Ada 53.863 jamaah yang mengikuti skema murur. Mereka diberangkatkan dari Arafah mulai jam 19.00 WAS. Setiap maktab siapkan 4 bus khusus untuk membawa jamaah dari Arafah melewati Muzdalifah lalu langsung ke Mina. Pergerakan ini selesai sampai 01.39 WAS.

“Alhamdulillah penerapan skema murur berhasil mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Hal ini berdampak juga pada percepatan pergerakan jamaah dari Muzdalifah ke Mina,” ujarnya.



Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler