Mengapa Mayoritas Kisah Menghidupkan Orang Mati Terdapat di Surat Al-Baqarah?
Surat Al-Baqarah memuat kisah tentang menghidupkan orang hidup
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alquran memuat banyak kisah yang mengandung pelajaran dan hikmah bagi umat Islam sepanjang masa.
Salah satu kisah yang kerap disebutkan Alquran adalah cerita menghidupkan kembali orang yang sudah meninggal.
Dan tahukah Anda, bahwa mayoritas kisah tentang menghidupkan orang mati tersebut 83,3 persen, alias sebagian besarnya, terdapat dalam surat Al-Baqarah.
Prof Raghib as-Sirjani menjelaskan terdapat enam kisah menghidupkan orang mati dalam Alquran, 5 di Antaranya terdapat dalam surat Al-Baqarah ini. Kelima kisah tersebut adalah sebagai berikut:
- Hidupnya kembali 70 orang dari Bani Israel setelah diterpa angin topan
- Hidupnya korban pembunuhan dari Bani Israel untuk memberitahu pelakunya
- Hidupnya warga desa supaya keluar melarikan diri dari kematian
- Hidupnya pria yang takjub dengan kebangkitan desa, dan keledai bersamanya juga hidup
- Hidupnya burung dalam kisah Nabi Ibrahim
Menurut Prof Raghib, intensitas ini menarik perhatian. Kelima kisah ini kecuali dalam yang pertama, tidak diulang kembali dalam surat lailnnya.
Dan menariknya pula, kisah Nabi Isa menghidupkan orang mati, juga tidak disebutkan dalam surat ini? Mengapa demikian? Prof Raghib membeberkan alasannya sebagai berikut:
Pertama, perlu dikaji kondisi sejarah di mana sebagian besar ayat dalam surat Al-Baqarah ini turun. Mayoritas ayatnya turun di Madinah. Ada banyak tujuannya, yang paling pokok tiga yaitu:
1. Fase pertama dakwah, umat membutuhkan pendidikan masyarakat Muslim atas takwa, mawas diri terhadap Allah SWT, ini yang mendukung pelaksanaan syariat Islam
2. Adu argumentasi dengan orang kafir. Mereka adalah orang Arab seluruhnya, terutama Quraisy, penentang berdirinya negara Islam
3. Membantah orang Yahudi yang banyak terkonsentrasi di Madinah pada masa itu. Ini sebagai awalan memimpin dominasi keagamaan untuk umat Islam, bukan Bani Israel.
Kedua, keimanan umat Islam terhadap kebangkitan memiliki urgensi yang tinggi dalam membangun umat yang baru, keyakinan berada dalam kuasa Allah ketika hari perhitungan kelak pada Hari Kiamat akan mengangkat derajat takwa.
Dengan demikian, negara akan berhasil memberlakukan syariat Allah SWT lebih baik lagi.
Ketiga, argumentasi untuk orang kafir dengan menunjukkan kisah menghidupkan orang mati, adalah penting sekali. Dzat yang kuasa menghidupkan orang mati berhak untuk disembah. Karenanya, kita temukan dalam surat yang sama firman Allah SWT:
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?.” (QS al-Baqarah: 28)
“Maka kekufuran kepada Allah SWT setelah menyaksikan bangkitnya orang mati ini adalah perkara yang aneh sekali,” ujar Prof Raghib.
Keempat, kisah-kisah ini adalah pengingat yang penting untuk Bani Israel atas kekuatan Allah SWT dan kuasa-Nya menghidupkan dari kematian, mereka sangat tahu kelima kisah di atas, mereka pulalah yang dituju dengan kisah-kisah tersebut dalam fase sejarah ini, kisah ini sebagai dalil atas mereka, agar mereka mengambil petunjuk.
Tergelincirnya Bani Israel, pada dasarnya sebab mereka lupa tentang kebangkitan Hari Kiamat, karenanya Allah SWT berkata kepada mereka dalam surat Al-Baqarah ayat 48.
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ
“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.”
Sumber: islamstory