BPKH Investasi di Damba Resto, Restoran Khas Indonesia yang Diburu Jamaah di Zamzam Tower

Damba Resto dulunya hanya dikenal sebagai Bakso Grapari.

Dok Republika
Jamaah haji Indonesia mengantre di Damba Resto, Lantai empat (P4) Tower Zamzam, Masjidil Haram, Kamis (20/6/2024).
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Anak perusahaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), BPKH Limited berkolaborasi dengan para investor asal Indonesia dalam mengelola Damba Resto. Restoran khas Indonesia terdapat di Lantai empat (P4) Tower Zamzam, Masjidil Haram. 

Baca Juga


Damba Resto merupakan sebuah restoran yang menyediakan berbagai macam menu khas Indonesia, seperti ayam penyet, bakso, mie ayam, sop iga, soo buntut, nasi goreng, hingga gorengan bakwan. Jamaah haji pun banyak yang berburu makanan khas Indonesia tersebut. 

Pada Kamis (20/6/2024) sore, sangat banyak jamaah yang mendatangi resto ini. Saat waktu Ashar tiba, restoran ini tutup sementara untuk sholat. Namun, sebelum dibuka kembali, jamaah haji sudah mengantre panjang di depannya. 

Mudir BPKH Limited, Sidiq Haryono mengatakan, pihaknya sudah berhati-hati untuk berinvestasi di restoran ini dan sudah mempertimbangkan risikonya. 

"Investasi BPKH Limited di Damba Resto sudah melalui proses yang prudent karena secara risiko kami bisa terkendali dan kemudian secara optimal dari profit isnyaAllah kita yakin ini cukup profiteble dan akan menjadi income bagi BPKH Limited," ujar Sidiq saat dihubungi, Jumat (21/6/2024). 

Dengan berinvestasi di Damba Resto, nantinya kata dia, seluruh profit yang dihasilkan BPKH Limited akan dikembalikan kepada keuangan haji dan nanti akan dapat dinikmati oleh jamaah Indonesia yang berangkat haji tahun berikutnya.

"Kita juga menilai investasi di Damba Resto itu investasi yang cukup strategis karena lokasi damba redto berada di jantung kota Makkah, di Tower zamzam lantai 4," ucap Sidiq. 

Selain itu, menurut dia, Damba Resto juga cukup representatif untuk menunjukkan budaya Indonesia dan berbagai macam kuliner Indonesia kepada jamaah dari berbagai penjuru dunia. 

"Jamaah haji atau umrah sedunia juga kalau masuk ke Damba Resto bisa merasakan suasana atau kultur Indonesia, dan saya kira ini cukup strategis bagi kami," kata Sidiq.

Selain akan mendapatkan keuntungan yang besar dari Damba Resto, BPKH Limited juga bisa mengenalkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu memiliki prime resto yang berada di Tanah Suci. 

"Dan ini juga bisa menjadi obat rindu bagi jamaah haji atau jamaah umrah Indonesia yang merindukan kuliner Indonesia. Mudah-mudahan ini bisa berkah bagi kita semua dan selamat untuk Damba Resto," jelas Sidiq. 

Salah satu jamaah, Tifa (35 tahun) bersama suami dan anaknya tampak sedang menunggu pesanannya di salah satu meja makan Damba Resto. Keluarga ini pun merasa terobati rindunya untuk menikmati berbagai masakan Nusantara.

"Ini membantu banget buat kita-kita orang Indonesia yang gak cocok sama masakan di Haram. Kami pesan ayam penyet, sop buntut dan  bakso," ujar salah satu jamaah, Tifa (35 tahun) saat akan makan bersama suami dan anaknya. 

Jamaah haji lainnya asal Jakarta, Muhammad Ali Ridho mengaku sangat sering datang ke Damba Resto bersama jamaahnya. Karena, menurut dia, Damba Resto ini viral. 

"Alhamdulillah saya dengan jamaah haji sering kali ke sini. Karena di tahun ini restoran ini snagat viral. Dan ternyata ketika kita coba sangat enak sekali dan cocok di lidah masakannya. Dan menu-menunya sangat familiar untuk orang-orang melayu atau Indonesia," ujar Ridho.

Menurut dia, Damba Resto juga memiliki menu yang sangat menarik, yaitu gorengan Bakwan. Bahkan, saat baru dikeluarkan dari dapur Damba Resto, bakwan itu langsung ludes. Namun, menu favorit Ridho di Damba Resto adalah Nasi Goreng Kampung. 

"Ini sangat dikerubutin dan sangat antre. Satu porsinya itu ada empat bakwan. Bahkan satu jam sebelum buka waktu sholat kami harus antre dulu sampai satu jam lamanya saking lakunya restoran ini," kata Ridho. 

Sementara itu, CEO Damba Resto, Labib Mansur menjelaskan, Damba Resto dulunya hanya dikenal sebagai Bakso Grapari yang dibangun sejak tahun 2000-an. Pada 2019-2020 lalu, Bakso Grapari kemudian terdampak covid-19 dan berhenti berjualan. 

Lalu, membuat restoran ini tambah maju lagi, pihaknya berkolaborasi dengan BPKH Limited dan sejumlah investor Indonesia lainnya. "Kalau kerjasamanya kita memang dengan BPKH, dan investor kita semuanya berasal dari Indonesia, dan semua peralatan juga dari Indonesia," ujar Labib.

Dia berharap kedepannya Damba Resto bisa lebih maju lagi dan lebih baik lagi menghadirkan masakan khas Nusantara di Tanah Suci. Karena, BPKH tidak hanya murni investasi, tapi juga melakukan kolaborasi bisnis. 

"Kalau menu favorit di sini Sop Iga, Nasi Goreng seafood dan terutama bakwan. Bakwan kita habis. Bahkan, tidak sempat ditaruh lama langsung habis. Sehari ribuan kita goreng," kata Labib. 

 

sumber : Tim Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler