Orientalis Tuding Quran Fiktif, Sains Buktikan Ayat Keledai Bangkit dari Tulang Belulang

Masih ada sel punca di tulang belulang keledai tersebut.

Dora keledai dan Diego seekor anak sapi yang sangat akrab. (ABC/Chrissy Arthur)
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak orientalis yang mengkritik ayat-ayat Alquran. Selain menganggap Alquran sebagai saduran dari kisah-kisah alkitab pada ajaran Yahudi dan Nasrani, mereka menilai bahwa ayat Alquran hanya sebatas fiksi.

Baca Juga


Salah satu orientalis lulusan Universitas Harvard, John Wansbrough, terbilang sangat keras dalam mengkritik Nabi Muhammadsaw. John memiliki beberapa gagasan baru yang berbeda dengan beberapa tokoh Orientalis sebelumnya.

Menurutnya, kenabian Nabi Muhammad saw. merupakan tiruan dari bentuk Nabi Musa AS. karena kebutuhan teologis bangsa Arab pada zaman itu. Bahkan Al-Qur’an juga dianggap bukan sebagai kitab suci melainkan kumpulan catatan konsep kenabian bangsa Arab.

John Wansbrough - (Ist)

John melahirkan banyak karya yakni, The Sectarian Milieu: Content and Composition of Islamic Salvation History, Source and Methods of Scriptural Interpretation, Quranic Studies: A Note on Arabic Rhetoric Arabic Rhetoric and Qur’anic Exegesis, Majas Al-Qur’an: Periphrastic Exegesis.

Muttaqin dan Moh Agung Pambudi dalam Kritik Orientalis dalam Aspek Ontologis Studi Al-Qur’an menggambarkan, John berpendapat, isi Alqur’an pada dasarnya bertujuan untuk menaikkan derajat bangsa Arab dengan menjadikan Alqur’an sebagai kitab suci mereka. Dengan kemutlakan ini mereka beranggapan bahwa derajat mereka akan naik jika dipandang oleh bangsa lainnya. John juga menjelaskan bahwa beberapa fenomena Alqur’an terkesan fiktif bahkan menuding Alquran merupakan modifikasi dari kisah Nabi Musa.

Kisah bangkitnya keledai dari tulang zaman Bani Israil...

 

Benarkah ayat-ayat Alquran mengandung kisah fiktif? Alquran memang mengisahkan cerita-cerita zaman sebelumnya yang belum bisa dipahami manusia zaman itu. Salah satu keajaiban yang dikisahkan dalam Alquran adalah cerita mengenai seorang lelaki Bani Israil. Beberapa riwayat mengungkapkan, pria tersebut adalah seorang nabi yang dipanggil Nabi Hezqiyal. Riwayat lainnya mengungkapkan, dia adalah Nabi Uzair.

Syahdan, Nabi Hezqiyal, diperlihatkan oleh Allah bagaimana menghidupkan kembali keledai yang telah menjadi tulang-belulang. QS Al-Baqarah ayat 259 memberikan gambaran kejadian ini, “...dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.”

Baca juga: Mengapa Makanan Nabi Hezqiyal Bisa Awet Hingga 100 Tahun? Ini Penjelasan Saintifiknya.

Hal yang menarik dalam kisah tersebut adalah bahwa pada Nabi Hezqiyal diperlihatkan bagaimana tulang-tulang tersusun kembali kemudian dibalut dengan daging, sampai terjadi keledai hidup seperti sediakala.

Stem cell disebut efektif mengatasi penyakit degeneratif yang biasa menyerang orang tua. - (EPA)

Dalam buku Waktu dari Perspektif Alquran, ayat tersebut ditafsirkan dengan   Hadis Rasulullah yang menyinggung tetang adanya substansi pada tubuh manusia yang di- sebut ‘ajb aż-żanab (diterjemahkan sebagai tulang ekor).  Dari bagian tubuh ini, semua makhluk manusia akan dibangkitkan kembali. Penjelasan tersebut dinilai bisa membantu interpretasi bangkitnya kembali keledai Nabi Hezqiyal, mengingat keledai adalah jenis makhluk mamalia seperti manusia.

Peristiwa dibangkitkannya kembali keledai Nabi Hezqiyal mungkin dapat dipahami melalui ilmu pengetahuan modern. Dalam dunia ilmu pengetahuan kedokteran maupun biologi dikenal suatu jenis sel yang disebut dengan stem cells atau Sel Punca. Dari Sel Punca inilah semua jaringan tubuh manusia dibuat dan berasal.

Apa itu Sel Punca dan bagaimana proses rekonstruksi tubuh keledai yang mati seratus tahun?..

 

Sel Punca (Stem Cells) merupakan sel yang belum memiliki bentuk (belum terdiferensiasi) dan belum mempunyai fungsi spesifik layaknya sel lainnya pada organ tubuh. Sel punca berbeda dengan sel-sel lainnya yang terdapat dalam tubuh, yang telah mengalami diferensiasi, misal sel otot jantung (kardiomiosit), sel neuron (saraf), dan sel pankreas, mereka semuanya telah memiliki bentuk dan fungsi yang spesifik.

Sel Punca terjadi beberapa saat setelah terjadinya konsepsi antara sel telur (ibu) dengan sperma (ayah). Sel ini merupakan sel yang sangat awal terbentuk, belum terdiferensiasi, dan merupakan induk dari semua sel fungsional lainnya. Sel Punca yang terjadi beberapa saat setelah konsepsi dikenal sebagai embryonic stem cells (ESC), atau Sel Punca Embryonik.

Dari ESC inilah kemudian berkembang (terdiferensiasi) menjadi sel-sel otot jantung, sel-sel saraf, sel-sel pembentuk darah, dan sebagainya. Jadi, asal-muasal sel- sel fungsional atau jaringan atau organ adalah Sel Punca Embryonik (atau Embryonic Stem Cells, ESC). Namun pada orang dewasa, ada pula Sel Punca yang disebut sebagai adult stem cells (ASC); dan ASC ini tersimpan di jaringan-jaringan tubuh tertentu, termasuk dalam sumsum tulang.

Sel Punca (Ilustrasi) - (Ist)

Salah satu fungsi ASC adalah mengganti sel-sel tertentu yang rusak. Terapi Sel Punca (Stem Cells Therapy), biasanya dilakukan dengan mengambil ESC dari tali pusat bayi atau ASC dari sumsum tulang manusia dewasa. ASC ini lalu dikultur untuk dikembangkan apakah sebagai sel-sel otot jantung atau sel-sel pankreas, tergantung keperluannya. Jadi diketahui bahwa dalam sumsum tulang maupun pada jaringan-jaringan organ tersimpan ASC.

Jika melihat kembali kisah Nabi Hezqiyal pada Alquran, buku yang ditulis berdasarkan tafsir ilmi tersebut menjelaskan, tulang belulang keledai maupun sisa-sisa jaringan yang ikut bersamanya mengandung adult stem cells (ASC), sekecil apa pun jumlahnya. Dengan kuasa Allah, gen/DNA yang ada dalam ASC tersebut dapat dihidupkan kembali atau direprogram menjadi ESC, sehingga DNA mampu menyandi (coding) kembali proses-proses metabolisme, yang akhirnya mengarah ke pem- bentukkan jaringan-otot jantung, saraf, dan darah serta daging; sehingga akhirnya dengan kuasa Allah hiduplah kembali keledai itu.

Proses inilah yang nampaknya diperlihatkan oleh Allah kepada Rasul-Nya, Nabi Hezqiyal, sehingga ia yakin akan kebenaran dan kuasa Allah dalam membangkitkan sesuatu yang telah hancur. Beliau kemudian bersabda: “Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Apakah ASC yang tersimpan dalam sumsum tulang ekor paling ujung ini (yang kemungkinan berasal dari primitive streak) sama dengan ‘ajb aż-żanab? Baca juga: Akhirnya Sains Ungkap Kebenaran Hadits Manusia akan Dibangkitkan dari Tulang Ekor.



BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler